L I M A

353 38 44
                                        

●RENCANA, TEROR, GADIS MISTERIUS●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●RENCANA, TEROR, GADIS MISTERIUS●

Pagi ini, Ares sudah diperbolehkan pulang. Luka memar diwajahnya juga perlahan menghilang. Tubuh tegap ketua geng tempur itu telah sembuh seutuhnya.

Ares sedang bersandar di sandaran kasur kamar inapnya. Ares menunggu Zean yang katanya akan datang menjemputnya. Kebetulan, hari ini SMA Maladewa jamkos seharian dikarenakan guru-gurunya rapat.

Jarum jam sudah berputar sangat cepat namun sampai sekarang cowok itu tak kunjung datang. Ares memejamkan matanya menunggu kedatangan Zean.

Dilain sisi, gadis berhoodie hitam berjalan mengendap-ngendap agar tak ketahuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilain sisi, gadis berhoodie hitam berjalan mengendap-ngendap agar tak ketahuan. Kupluk hoodienya sengaja ia gunakan di kepala. Tak lupa, ia juga menutupi wajahnya menggunakan masker agar identitasnya tak ketahuan.

Gadis itu mengintip diantara celah jendela kamar inap Ares. Tatapannya jatuh pada Ares yang sedang tertidur pulas. Tatapan itu menyiratkan kesedihan dan sebuah dendam.

Tangan gadis itu terkepal. Ia meninju tangannya ke udara melampiaskan segera rasa kesalnya.

Ia benci harus ditakdirkan seperti ini. Kenapa harus kesalahpahaman yang menghancurkan segalanya?

Harusnya gadis itu. Harusnya. Memang harusnya seperti itu.

Sejujurnya ia tak dendam, ia hanya marah.
Hak ini miliknya namun harus ia lepas begitu saja.

Gadis itu menghela nafasnya. Kepalan tangannya perlahan mengendur. Kini tangannya beralih mencengkram besi tralis jendela kamar inap Ares dengan erat.

"Aku akan mendapatkan kamu lagi. Aku ingin hakku kembali." Gumamnya sungguh-sungguh kemudian pergi dari tempat itu.

●●●

Ares mengucek kedua matanya. Niatnya yang hanya memejamkan mata berujung tertidur pulas. Ares menguap. Kenapa Zean lama sekali?

Pintu terbuka lebar, Zean datang dengan cengiran tengil khasnya. Ia langsung menghampiri Ares dan merangkul cowok itu erat

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang