Baru beberapa langkah Alex pergi meninggalkan taman menuju mobilnya, beberapa orang menggunakan pakaian serba hitam, tiba menghampirinya.
Siapa orang-orang itu, Alex sudah tahu.
Mereka adalah para anak buahnya Raymond. Yang selalu mencari-cari kesalahan Alex, agar mereka bisa menjatuhkannya dihadapan Aldrich. Karena Aldrich selalu memberikan kepercayaannya kepada Alex daripada anaknya sendiri.
Satu persatu mereka menyerang Alex, hingga membuatnya babak belur.
Akan tetapi, Alex tidaklah semudah yang mereka kira untuk dikalahkan. Meskipun sendirian, dia bisa menanganinya.
Maka dari itu, Aldrich sangat mengandalkan Alex untuk melindunginya. Karena dari kecil, Alex sudah diajarkan bela diri dengan sangat keras oleh orang-orang Aldrich.
Begitu berhasil mengalahkan mereka semua, Alex pun segera pergi meninggalkan tempat itu.
Sepertinya kali ini Alex harus benar-benar menemui ketua mereka untuk membuat perhitungan. Selama ini dia sudah cukup sabar menghadapi tindakan mereka yang semaunya. Aldrich lah yang memerintahkannya untuk membiarkan mereka agar Raymond bisa memperbaiki kesalahannya. Tapi nyatanya, tetap saja selalu bertindak ceroboh dan malah menyerang orang dalam.
***
Pintu terbuka secara lebar.
Seorang wanita tiba di rumah mewah yang dipenuhi banyak penjaga untuk menghampiri sang pemilik. Ia datang dengan penuh amarah, diikuti beberapa bodyguardnya.
Sang pemilik yang tengah memberikan perintah kepada anak-anak buahnya, tanpa kaget sedikitpun langsung menyambut kedatangan wanita itu.
"Wellcome adik kesayanganku. Sudah lama kita tidak bertemu ya."
Tanpa basa basi lagi, wanita itu pun langsung melemparkan sebuah berkas dihadapan pria itu.
"Aku gak butuh perjanjian kotor ini !! Kamu pikir, dengan menandatangani perjanjian ini, perusahaanku akan berkerjasama dengan perusahaan kamu ? Nggak ! Kamu salah ! Aku gak akan pernah biarkan hal itu terjadi."
"Tahan.. Jangan emosi dulu dong, adikku tersayang. Ayo, duduk dulu."
Raymond duduk terlebih dahulu sembari membawa berkas yang berserakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...