Gue percayakan dia sama lo buat dijaga, bukan dirusak, brengsekk !!
Hari sudah terang. Tadi Bima juga mendatangi bar itu, tapi Naiara sudah keburu pergi. Sehingga mereka tidak bertemu.
Tapi Bima tetap tidak menyerah. Ia kembali mengikuti gps gadis itu.
Hingga akhirnya, ia tiba disebuah hotel tempat terakhir gps Naiara berhenti.
Di resepsionis, Juna menanyakan identitas Naiara.
Meski awalnya mereka tidak mau memberitahukannya karena privasi pelanggan. Tapi setelah Juna menghubungi pemilik hotel itu, barulah mereka menunjukkan keberadaan gadis itu. Karena pemilik hotel itu salah satu rekan bisnis dari GG group.
Setelah mendapatkan nomor kamar. Bima pun langsung menuju kamar itu.
Ia benar-benar khawatir, apalagi setelah melihat keberadaan gadis itu dengan seorang pria yang dikenalnya.
Dan benar saja.
Begitu pintu kamar terbuka. Betapa kagetnya ia melihat mereka berdua sedang tidur bersama. Dengan keadaan Arvin tanpa pakaian dan Naiara hanya mengenakan pakaian dalamannya saja. Ditambah lagi sengan tangan Arvin yang sedang memeluk tubuh Naiara.
Bagaimana tidak meluap emosi seorang Bima melihatnya.
Langsung saja Bima menghajar Arvin ditempat tidur itu.
"Brengsekkk !! Bangun lo !!"
Arvin yang tiba-tiba dipukul sontak saja kaget. Ia kaget melihat keadaannya tanpa pakaian, dan disampingnya ada Naiara yang juga sedang tidur tanpa pakaian.
Melihatnya, membuat Arvin benar-benar kaget dan bingung. Seolah sedang kepergok sudah melakukan hal jahat pada gadis itu.
Padahal memang benar tidak tahu apa-apa.
"Brengsekkk !! Lo apain Naiara hah ?"
Gara-gara keributan yang dibuat Bima, membuat Naiara juga terbangun.
"Bima.. ?"
"Kamu tenang aja, Nai. Aku bakalan ngasih cowok brengsek ini pelajaran !"
"Bim, gue bisa jelasin Bim.. Ini gak seperti yang lo pikirin. Sumpah Bim.. Gue gak ngapa-ngapain sama Naiara."
"Brengsekk !! Kalo gak ngapa-ngapain, ngapain kalian bisa tidur berdua tanpa pakaian kayak gini, hah ? Lo mau buat gue percaya yang kayak begini ?"
Tampak jelas kalau Bima sangat marah. Ia benar-benar tidak bisa terima dengan keadaan mereka berdua seperti itu. Meski Arvin sudah memberikannya penjelasan.
"Bima udah, cukup ! Kamu mau bunuh anak orang, hah ?" Ia tidak bisa membiarkan Bima yang terus menerus memukuli Arvin seperti itu.
Tapi Bima masih tidak mendengarkan omongan gadis itu.
"Heh, gue percayakan dia sama lo tuh buat dijaga, bukan dirusak, brengsekk !!" Kembali memukulinya.
"Bima ! Aku bilang, udah ! Jangan dipukuli lagi !" Menjauhkan Arvin dari Bima.
"Nai.. Sumpah Nai.. Gue benaran gak ngapa-ngapain lo. Please, percaya sama gue." Berusaha untuk meyakinkan Naiara. Ia benar-benar merasa bersalah atas apa yang terjadi saat ini.
Naiara hanya mengangguk pelan. Lalu menatap tajam pada Bima yang menghampirinya.
"Maafin aku.. Aku benar-benar khawatir sama kamu. Kamu gapapa kan ?" Segera memberikan jaketnya untuk menutupi tubuh Naiara.
Tapi Naiara tidak menjawab pertanyaannya itu. Ia benar-benar marah dengan pria yang ada dihadapannya saat ini.
"Kamu tenang aja. Aku udah ada sini sekarang. Aku tau kamu lagi marah sama aku. Maafin aku, aku datang terlambat. Tapi kamu tenang aja, aku pasti bakalan ngasih dia pelajaran karna udah berani nyentuh kamu." Sambil mengelus-elus rambut Naiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...