Gimana Arvin gak gemesh, kalo Naiara manyunin bibirnya kayak gitu.
Sekali saja kamu menyakiti perasaan wanita, jangan harap dia akan membiarkan hatinya terluka lagi karenamu.
Di dalam sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, tampak sepasang remaja saling diam. Tak ada percakapan apapun diantara mereka.
Naiara memperhatikan wajah Arvin yang fokus menyetir. Sepertinya masih kesal.
"Kamu masih marah sama aku ?" Memberanikan dirinya untuk bertanya terlebih dahulu.
Arvin tidak merespon. Pandangannya masih fokus ke depan.
"Ya maaf.. Aku cuma pengen ikut Kevin ke rumahnya aja kok. Gak kemana-mana lagi. Tadi juga, aku lewat belakang kampus. Jadi gak mungkin ketemu sama bodyguard-bodyguard itu."
Arvin masih belum meresponnya.
Suasana masih begitu canggung. Belum ada tanda-tanda dari Arvin apakah sudah baikan.
Cowok mah kalau lagi jelous emang gitu, susah dibujuk.
Dikarenakan tak mau kalah dengan suasana yang begitu sunyi dan canggung, Naiara pun membunyikan musik dengan sangat keras. Bernyanyi semaunya. Berharap Arvin meresponnya.
Ia sendiri juga kesal terhadap Arvin yang masih tidak mau berbicara kepadanya.
Tapi ya gitu, tetap saja Arvin tidak memperdulikan apa yang dilakukannya.
Akhirnya, Naiara mematikan kembali musiknya. Hanya memanyunkan bibirnya, memainkan jari-jarinya tanpa tau harus melakukan apa lagi agar Arvin tidak mendiaminya seperti itu.
Melihat wajah yang menggemaskan itu, membuat Arvin yang memperhatikannya, seketika jadi tertawa.
"Udah, gak usah dimanyun-manyunin juga kali tuh bibir."
Naiara pun langsung tersenyum lega mendengarnya. "Jangan marah lagi, ya ?"
"Siapa yang marah ?"
"Itu tadi, aku ajak bicara, kamunya diem."
Arvin pun tergelak. "Sengaja aja. Biar bisa liat betapa gemasnya seorang Naiara."
Maka, langsung saja Naiara memukul lengan Arvin dengan kesal. Yang hampir saja membuatnya menangis karena didiamkan seperti itu.
"Ih, ngeselin banget sih. Udah setengah mati juga, takutnya."
"Kok malah dipukul sih ?"
"Biar keselnya ilang !"
"Haha.. Jangan dipukul dong. Disayang aja. Ya.."
Tanpa memperdulikan ucapan Arvin, lagi-lagi Naiara memukul dan mencubitinya.
Mobil yang tadinya berjalan dengan kecepatan sedang, sekarang sudah melaju meneruskan perjalan mereka.
Namun, pada saat berhenti di lampu merah. Mata Arvin malah dilihatkan oleh pemandangan yang sangat tidak mengenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Kurgu Olmayan"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...