68 - Toilet dan Masalah

284 18 0
                                    

Jam istirahat kali ini, Juni bersama Dea dan Anya tidak pergi ke kantin untuk melakukan makan siang dikarenakan Juni yang sedang tidak mood. Akhirnya Dea dan Anya pun ikut tidak ke kantin dan menghabiskan waktu didalam kelas.

Juni terlihat sering melamun dan tidak fokus saat diajak bicara. Pikirannya terus terbayang tentang lelaki bernama Bayu di tambah ia merindukan sosok ayah akhir-akhir ini.

Dea dan Anya kini sedang bermain lodu king di ponsel milik Juni, namun sang pemilik tidak mengikuti dan memilih menyaksikan walaupun tidak fokus.

"Jun? Lo kenapa sih? Gak mau cerita sama kita?" Anya bertanya sambil mata terfokus pada layar ponsel.

"Lo lagi ada masalah?" Tanya Dea melirik pada Juni yang duduk di sampingnya.

Juni hanya menggeleng lemah dan tidak berniat untuk menjawab pertanyaan temannya, ia sedang malas untuk melakukan apapun hari ini. Juni ingin segera menuntaskan kegelisahan yang menghantui otaknya. Juni ingin semua segera berakhir.

"Cerita dong sama kita, kalo lo diem terus kayak gini. Gimana mau selesai masalah lo." Anya berseru sambil menatap Juni dengan lembut.

"Gue gak apa-apa," Jawab Juni seadanya.

"Bohong banget. Lo gak bisa nyembunyiin apapun dari kita. Gue udah kenal lo lama, sikap lo udah ketalar sama gue. Jadi jangan pura-pura seolah lo gak ada masalah," ujar Dea.

Juni berpikir kembali, apakah ia harus memberitahu semua hal yang mengganjal dalam benaknya kepada kedua temannya ini atau tidak. Juni hanya ingin semuanya cepat selesai. Siapa tahu jika sudah mengucapkan nya, ia akan merasa tenang.

"Sebenarnya... Gimana ya gue ceritanya, bingung." Juni tidak tahu harus mulai dari mana ia bercerita supaya temannya ini bisa mengerti.

"Bingung kenapa? Lo gak usah ragu gitu, kayak sama siapa aja. Biasanya juga lo fine-fine aja kalo cerita sama kita." Ujar Dea.

Juni meneguk ludah dan menghela nafas panjang sebelum memulai cerita. Ia menatap kedua temannya dengan penuh permohonan.

"Sebenarnya, gue udah dua kali diikutin cowok misterius itu lagi." Ungkap Juni dengan dengan yang terus bergerak tidak karuan.

Anya sontak kaget dan melotot ke arah Juni. "Cowok yang ngikutin lo waktu ke minimarket?" Tanya Anya dengan panik.

"Iya,"

"Terus, terus gimana?"  Tanya Anya tidak sabar.

"Ya gak gimana-gimana sih, cuman ya heran aja kenapa dia suka banget nguntit gue. Padahal gue gak kenal sama dia,"

"Lo udah cari tau soal dia?" Tanya Dea dengan wajah teka-teki.

"Mau nyari gimana, dia darimana aja gak tau,"

"Gue juga mau banget bantuin Lo, Jun. Tapi gimana caranya?" Ujar Anya sambil menutup aplikasi Ludo King, mungkin sudah bosan karena terlalu lama bermain.

"Lo nanya gue, gue nanya sama siapa?" Ujar Juni frustasi.

Juni menelungkuokan wajahnya pada meja, ia bingung harus melakukan apa, harus berbuat apa agar semua masalah ini dapat terselesaikan dengan cepat. Sedangkan, sosok Bayu saja Juni tidak mengenalnya sama sekali, dimana dia tinggal, berapa umurnya, bahkan nama ibunya pun Juni tidak tahu.

Dea dan Anya saling beradu pandang merasa kasihan melihat Juni yang banyak masalah. Ia ingin membantu, tapi bagaimana? Mereka bukan detektif seperti Upin dan Ipin, mereka adalah Dea dan Anya.

Juni terbangun dan mengusap wajahnya kasar, kemudian ia berdiri, membuat kedua temannya melihat kearah dirinya.

"Mau kemana?" Tanya Dea memegang pergelangan tangan Juni.

JUNIJANUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang