Menyukai seseorang boleh boleh saja
Asal tau tempatnya
Dan tau arah nya
---Para murid berhamburan keluar ketika mendengar bel pulang, begitu pula dengan Juni yang berjalan ke arah parkiran dan menghampiri motor beat miliknya. Warna nya putih dan terdapat tulisan 'JINI' di depan nya. Ia meraih helm dan memakai nya.
"Juni!"
Juni melirik ke arah belakang saat dirinya merasa terpanggil. Dan ia melihat Sakti berjalan mendekat ke arah nya.
Ngapain dia?
"Apa?" Jawab Juni berusaha normal.
"Minta nomor handphone Lo!"
"Hah!"
"Gue bilang minta nomor Lo. Kedengaran gak sih?"
WHAT??! Sakti minta nomor gue? Juni Lo gak boleh salting,gaboleh!.
"Apa Sakti apa? Coba ulangi lagi?"
Dengan kesal Sakti melepas helm Juni dan mendekatkan bibirnya ke telinga sang gadis.
"JUNI MAHARANI, GUE MINTA NOMOR HANDPHONE LO!"
"Ishhh Lo kira gue budek apa!" Gerutu Juni dan merebut helm dari tangan sakti.
"Ya habisnya Lo nanya terus." Ujar Sakti datar. Dia merogoh saku jaket nya dan menyodorkan Ponsel kepada Juni ."Tulis nomor Lo. Cepet!"
"Lo kira gue bakal ngasih nomor gue ke Lo. Jangan ngarep!"
Sakti memejamkan mata sebentar dan mencoba bersabar menghadapi perempuan yang ada di hadapan nya.
'sabar Sakti sabar'- batin Sakti
"Lo kan suka sama gue. Harusnya Lo seneng dong di mintai nomor sama gue."
"Itu dulu pas kelas satu. mata gue ketutupan belek pas liat Lo, wajar aja." Serkah Juni.
Sakti mengibaskan poni rambut nya ke belakang, "Kata cewek cewek gue makin ganteng loh. Masa lo udah gak suka sama gue?" Ucap Sakti mengedipkan matanya.
Ganteng banget ya Allah! Juni gak kuat!
"Dih apaan sih Lo gajelas!" Juni berusaha agar tidak salah tingkah. Pesona Sakti memang tidak bisa tertolong."gue mau pulang."
Sakti dengan cepat mencabut kunci motor Juni dan membuat nya kesal. Sebenar nya Juni ingin sekali memberi nomor handphone nya dari pertama Sakti minta. Tapi ia ingin so' jual mahal, biar gak ketauan kalo dia masih menyukai Sakti.
"Sakti!!!"
Sakti menyodorkan Ponsel nya untuk kedua kalinya. Dan kali ini Juni menerimanya dengan sedikit terpaksa.
"Nih! Puas Lo?!"
"Kunci motor gue?"
Sakti menyerahkan kunci motor kepada Juni dengan tersenyum lebar. "Makasih Juni."
Dia senyum sama gue?
Astagfirullah, mimpi apa gue semalem.
Tapi jangan ngarep dulu. Sakti kan orang nya suka ngebaperin doang, habis itu di tinggal.
Habis manis sepah dibuang.
___
Malam ini Juni sedang fokus dengan ponsel nya. Bukan sedang chatting an, tapi membaca cerita wattpad yang belum ia selesaikan beberapa part lagi.
"Lah kok si Revan mati sih? Jadi sad ending nih? Yah padahal kan peran nya lucu, ganteng, gemesin! Ah gak seru!"
"Kasian si Ara aduhh! Nyesel pasti dia nyia nyiain si Revan."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIJANU
Teen FictionBagi Juni, mencintai adalah kutukan. Dan patah hati adalah buah nya. Tuhan memang tidak selalu terlihat adil di hadapan ciptaannya. Dan kini, Juni sedang menagih keadilan itu. 🍏 🍏 🍏 Juni Maharani, siswi SMA Trisuaka yang menyukai seorang Sakti J...