Jika dia bukan yang terbaik
Coba lepaskan
Tinggalkan dan ikhlaskan.🍏🍏
Upacara hari senin berhasil Juni lewati tanpa hukuman. Juni jarang terlambat akhir akhir ini dan itu adalah peningkatan yang bagus.
Sekarang Juni berada di kantin bersama kedua teman nya. Meraka asik dengan bakso nya masing masing.
Juni melihat dea yang senyum senyum sendiri, dia bergidik ngeri. "Kenapa Lo De? Kesambet?" Juni meraih es jeruk nya.
"Tau nih, kelamaan di jemur pas upacara kali ya?" sahut Anya.
Dea yang mereka kenal tidak seperti ini, watak nya tegas dan dingin, jarang sekali memperlihatkan senyum nya. Tapi entah ada apa dengan Dea sekarang. Tidak mungkin kalo kesurupan penunggu kantin.
"Dih, gak seneng apa liat temen lagi berbunga- bunga." Dea meneruskan memakan bakso nya.
"Lah kenapa ni bocah? Gak biasanya Lo kayak gini tau gak?"
"Iya, gak mau cerita nih sama kita?"
Dengan mata yang mengkilap Dea menghentikan kegiatan memotong bakso nya. "Kemarin gue sama galang ketemuan." ucap nya dengan nada kecil namun mampu Juni dan Anya dengar.
Juni tersentak. "WHAT? Galang?"
"Pantesan nyengar nyengir gajelas. Toh habis ketemuan sama gebetan."jelas Anya.
Juni menatap Dea dan Anya bergantian. "Sejak kapan ngegebet si galang? Kok Lo ga cerita sama gue tapi Anya aja tau!" Juni tak terima, Dea menyembunyikan sesuatu darinya.
"Jadi Lo gak tau Jun kalo Dea suka sama Galang? Udah lama kali. Kemana aja Lo." cerocos Anya.
"Lo sih sibuk terus sama novel jadi gue gak sempet cerita."
Juni mengerucutkan bibir nya. Bagaimana bisa sahabat nya merahasiakan seauatu dari nya. Tapi Juni juga tidak bisa mengelak, Toh juni juga merahasiakan kalau dia menyukai Sakti, jadi untuk saat ini semuanya adil.
"Btw, kok Lo bisa ketemu sama Galang? Gimana ceritanya." tanya Anya penasaran.
"Awalnya gue dapet DM dari Galang, terus dia ngajak ketemuan di taman. Sumpah, seneng banget Gue."
"Disana dia beliin gue es krim, habis itu kita ngobrol panjang sampe bahas tentang pertemanan kita. Gila." Dea menceritakan dengan semangat. "Terus karna hujan mulai turun, dia nganterin gue pulang deh."
"Cieeee Dea bucin nih cieeee. Kemana Dea yang dulu angkuh, ekhem." goda Anya
"Apaan sih lo,Nya."ucap Dea tersipu malu.
Juni menatap lekat Dea. "Sejak kapan Lo suka sama Galang?" sambil Sesekali juni menyendokan bakso nya kedalam mulut.
"Gatau kapan sih gue mulai suka sama Galang, tapi gue cerita sama Dea pas kelas 2 semester dua."
"Dan gue gak nyangka kalo yang kemarin ngajak jalan itu Galang." seru Dea menggebu-gebu.
"Ada peluang buat jadi pacar dong kalo gitu." ucap Juni menaik naik kan alis nya.
"Udah ah lanjutin tuh makan bakso nya, malah ngomporin gue."
Mereka bertiga terkekeh geli. Juni sangat beruntung memiliki sahabat seperti Dea dan Anya. Juni harap hubungan mereka bisa bertahan lebih lama lagi.
Setelah Juni menghabiskan bakso nya, dia teringat sesuatu. Matanya melebar dan tubuh nya terasa kaku.
Dengan refleks juni menepuk jidat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIJANU
Teen FictionBagi Juni, mencintai adalah kutukan. Dan patah hati adalah buah nya. Tuhan memang tidak selalu terlihat adil di hadapan ciptaannya. Dan kini, Juni sedang menagih keadilan itu. 🍏 🍏 🍏 Juni Maharani, siswi SMA Trisuaka yang menyukai seorang Sakti J...