"CIUM! CIUM! CIUM! CIUM!"
Para penonton ikut memanas Manasi suasana tanpa ada niatan untuk memisahkan. Juni berusaha tenang dan tidak peduli dengan pemandangan di depan nya.
Sakti mendekap pipi Adilla dengan lembut, tatapan matanya begitu damai menyejukkan hati, Adilla merasa gugup di buat nya.
"Lo beneran mau nyium Dia?" Bisik Tama yang entah kapan berada di belakang Sakti.
"Ajegile,"
Sakti tidak menjawab, Dia malah lebih mendekatkan tubuhnya kepada Adilla. Kaum hawa yang melihat pemandangan ini merasa patah hati dan terhianati.
"Pulang aja yuk kita," ajak Anya kepada Juni dan Dea.
Namun Juni menolak ajakan Anya, ia lebih memilih menyaksikan pertunjukan gratis meskipun menyakitkan.
Juni ingin membuktikan kepada Sakti, kalau ia tidak akan terpengaruh sama sekali dengan tindakan Sakti di luar batas.
"Enggak. Kita tunggu sampai pertunjukan nya selesai, habis itu kita pulang." Ujar Juni dengan tatapan tak henti dari Sakti.
Dea dan Anya hanya saling pandang, ia melihat ada raut kecewa dari wajah Juni. Apa hubungan yang sebenarnya antara Sakti dan Juni. Hanya Tuhan yang tau akhir nya.
"Udah lah Jun, gak penting liat begituan. Buang buang waktu," seru Dea membujuk Juni.
"Gak papa. Gue rela buang waktu buat nonton pertunjukan gratis. Jarang jarang kan," Juni tersenyum getir, Dia bilang gak papa padahal hati nya apa apa..
Sakti menaikan sebelah alis nya, apa Juni tidak cemburu melihat nya akan berciuman dengan orang lain? Bagaimana reaksi Juni setelah ini, apa Sakti tidak akan menyesali perbuatannya.
Dea dan Anya kini mengkhawatirkan keadaan Juni, pasti ada sesuatu yang di rahasiakan nya tentang ia dan Sakti.
"Sakti, beneran mau nyium Gue? Di depan banyak orang?"
Adilla bertanya hati-hati takut membuat Sakti berubah pikiran, Jika Sakti benar benar melakukan nya, Adilla akan menang telak dari Juni. Penghalang satu-satunya antara ia dan Sakti akan segera menghilang.
"Iya, kenapa? Lo gak mau Gue cium?" Jawab Sakti menaikan alisnya.
"Bukan gitu, tapi di depan Lo ada Juni. Gue gak mau jadi perusak." Bisik Adilla.
"Gue gak peduli."
Sakti mendekatkan wajah nya dengan wajah Adilla. Menghapus jarak di antaranya. Sebagian kaum hawa sudah teriak menggila tidak sanggup menyaksikan adegan layak nya drama Korea.
Hembusan nafas bisa terasa oleh Adilla, keringat di pelipis Sakti membuat nya terlihat semakin hot.
Adilla memejamkan mata sudah siap menerima sentuhan bibir dari Sakti, hati nya tak henti bersorak atas kemenangan nya.
Disisi lain, Juni memalingkan muka di saat detik detik ciuman akan berlangsung. Ternyata Juni tidak sanggup melihat Sakti berciuman, sepenuh nya Juni masih menyimpan rasa untuk Sakti.
BUGH
"Brengsek!"
Sebuah pukulan mendarat di pipi Sakti sebelum ia mencium Adilla. Penonton sontak berteriak kaget melihat adegan kekerasan tersebut.
Juni membalikan pandangan dan terkejut melihat pelaku yang memukul Sakti. Kenapa semuanya jadi seperti ini, Juni sangat menyesali karena telah menuruti teman nya untuk menonton pertandingan basket. Ia rasa ingin lenyap dari muak bumi sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIJANU
Ficção AdolescenteBagi Juni, mencintai adalah kutukan. Dan patah hati adalah buah nya. Tuhan memang tidak selalu terlihat adil di hadapan ciptaannya. Dan kini, Juni sedang menagih keadilan itu. 🍏 🍏 🍏 Juni Maharani, siswi SMA Trisuaka yang menyukai seorang Sakti J...