"Istri bapak tidak ada di dalam mobil!"
"Bagaiman bisa?" Pekik Wiguna.
"Kami tadi terlalu fokus mengawasi rumah ini, dan menemukan ibu Mira sudah tidak ada didalam mobil."
Semua orang yang ada disana terkejut setengah mati, terutama Wiguna, pandangannya mengosong setelah mendengar perkataan yang membuatnya hancur berkeping-keping.
Cobaan apalagi yang diterima Wiguna. Belum juga menemukan Sakti, sekarang Mira ikut menghilang. Takdir apa yang Tuhan berikan kepada Wiguna sampai rumit seperti ini. Sampai kapan semua penderitaannya akan berakhir.
Wiguna berjongkok, menenggelamkan wajahnya kebawah dengan kedua tangan di keningnya. Ia berusaha agar tidak emosional, namun semuanya terlalu menyakitkan dan tidak bisa di tahan lagi.
"AARGHH!" Wiguna berteriak hebat, mengeluarkan kekesalannya yang tiada ujung.
Para polisi yang menyaksikan hanya bisa menatap Wiguna dengan sedih. Mereka merasa bersalah karena lalau dan tidak bisa menjaga Mira, padahal tempat dengan mobil tidak terlalu jauh.
Untuk pertama kali, ia menangis. Pertama kali Wiguna merasa hancur sedalam-dalamnya. Jay tidak memberi celah sedikitpun agar Wiguna bisa bernafas dengan tenang. Jay sudah berhasil membuatnya jungkir balik dalam waktu yang cepat.
______
Dilain tempat, namun masih didalam hutan.
Sakti dan Galang berhasil kabur dari kejaran Jay karena bantuan dari Bayu dan Jeno. Mereka berempat kini menyusuri hutan dan mencari jalan keluar agar bisa terbebas dari kejaran anak buah Jay.
Jeno menggendong Sakti yang kondisinya masih lemas. Ia melupakan masalah berat atau tidaknya, yang terpenting semua selamat dan bisa kembali dengan segera.
Kalian pasti bingung kan kenapa Bayu dan Jeno bisa menyelamatkan Sakti dan Galang?
Jadi, Bayu meminta bantuan Jeno untuk menyelamatkan Sakti atas permintaan Juni. Setelah mencari tau, mereka bisa melacak keberadaan mobil Sakti yang ada ditengah hutan.
Tanpa pikir panjang, mereka langsung berangkat ke pondok rango dan menemukan rumah yang terdapat Sakti dan Galang disana. Beruntung sekali, karena saat itu tidak ada Jay dan Tama, hanya dua anak buah yang sedang tertidur di pintu depan.
Saat berhasil membebaskan Sakti dan Galang, mereka buru-buru berlari meninggalkan rumah. Meskipun sempat ketahuan anak buah Jay, namun mereka bisa lolos dari kejarannya.
"Istirahat dulu, capek." Ujar Jeno yang tengah menggendong Sakti.
Bayu dan Galang yang berjalan didepan menengok kearah Jeno dan menyetujui permintaannya. Mereka merasa lelah karena sudah berlari cukup jauh, namun belum menemukan jalan keluar.
Jeno menurunkan Sakti perlahan dan dibantu Galang untuk menyandarkannya pada pohon. Sakti tersadar, namun tubuhnya yang lemas membuat ia sulit untuk membuka mata.
Bayu berjongkok dan melihat luka Sakti lebih dekat. Ia membuka seragam yang melekat di tubuh Sakti karena sudah tidak layak pakai dan berlumuran darah. Bayu mencoba membersihkan darah yang sudah mengering pada dada bidangnya.
"Shhh," Sakti meringis saat Bayu menekan lukanya.
"Lo siapa?" Tanya Galang kepada Bayu. Ia masih heran kenapa Jeno dan Bayu bisa menyelamatkannya.
Bayu menengok. "Kenalannya nanti aja, temen lo butuh pertolongan," jawabnya.
"Oke." Ujar Galang pasrah lalu menengok kearah Jeno.
"Tau dari Juni ya?" Tanya Galang kepada Jeno yang berdiri disampingnya.
"Bukan,"
"Terus dari siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIJANU
Teen FictionBagi Juni, mencintai adalah kutukan. Dan patah hati adalah buah nya. Tuhan memang tidak selalu terlihat adil di hadapan ciptaannya. Dan kini, Juni sedang menagih keadilan itu. 🍏 🍏 🍏 Juni Maharani, siswi SMA Trisuaka yang menyukai seorang Sakti J...