Menyerah bukan berarti Merelakan.
Karena, Lebih baik melepaskan
Daripada tak kunjung di beri Kepastian.xxtxi23
🍏
Juni memarkirkan motor nya di parkiran sekolah yang terlihat masih sepi. Juni berangkat pagi kali ini, mungkin terlalu bosan terkena hukuman.
Wajah nya berseri menyusuri koridor dengan riang. Dia merindukan sekolah setelah 3 hari tidak masuk. Rambut nya di gerai dengan jepitan berwarna biru di sebelah kiri nya.
Tubuh nya berjenggit kaget saat ada tangan yang merengkuh pundak nya. Juni menoleh ke sebelah kanan dengan kening berkerut lalu melepaskan rangkulan tersebut.
Galang terlihat menyengir lebar tanpa dosa. Di kepalanya memakai topi yang sampirkan kebelakang.
"Pagi sayang! Ops. Maksud nya pagi Juni hehe. Akhirnya masuk sekolah juga. Aku kesepian loh selama kamu gak masuk." ucap Galang geli.
Juni memejamkan mata nya sejenak. Sampai kapan Galang akan berhenti mengganggu nya. Apa dia tidak tau kalau Dea menyukai nya. Juni tidak mau memiliki masalah dengan sahabat nya hanya karena seorang laki - laki.
"Gak usah Aku-Kamu, Lo gak pantes ngomong gitu. Kayak biasa aja Lo-Gue."serkah Juni.
Galang mencibirkan bibir nya tak suka mendengar ucapan Juni. "Ih kamu kok gitu sih sama aku. Pokok nya bakal tetep ngomong Aku-Kamu. Biar gak kaget pas kita pacaran nanti." Ujar nya sambil menaik turun kan alis nya.
"Dih, ngaco Lo kalo ngomong. Siapa juga yang mau pacaran sama Lo."
"Kita kan sama - sama jomblo, jadi apa salah nya kalo kita pacaran."
Juni mendengus jengah.
"Lang! Lo itu gak boleh suka sama Gue. Lagian apasih yang Lo liat dari Gue. Gue gak ada apa - apa nya di banding cewek lain di luaran sana."
"Tapi Gue suka sama Lo. Gue sayang sama Lo Juni."
"Gue nya yang gak suka sama Lo! Gimana dong!?"
Galang berdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara lagi.
"Suka nya sama siapa kalo gitu? Sama Sakti? Iya kan?" ujar nya dengan nada serius.
Juni membola kaget. Bagaimana Galang bisa tau kalau dia menyukai Sakti. Apa yang harus di lakukan nya sekarang.
"So' tau Lo. Gue mau ke kelas!." ucap Juni melangkah pergi. Namun tangan nya di cekal oleh Galang.
"Kenapa? Lo kaget Gue tau Lo naksir Sakti."
"Lo harus tau. Sakti itu sama sekali gak suka sama Lo. Dia itu suka nya sama Adilla. Lo harus nya sadar diri."
Juni menatap lekat Galang. "Lo juga harus sadar diri kalo Gue gak suka sama Lo." ucap nya penuh penekanan.
Juni berlalu dengan hati tak menentu. Pagi hari nya jadi rusak karena Galang. Juni melangkah ke kelas dengan langkah besar - besar setengah berlari. Dia muak dengan ucapan Galang yang membuat nya kehilangan semangat untuk sekolah.
🍏
Juni memasuki kelas dengan lesu, Namun ekspresinya segera ia ubah saat mendapati kedua teman nya yang sudah duduk santai di bangku nya.
Juni duduk di sebelah Dea yang sedang sibuk menguncir rambut nya. Dea tidak terlihat marah lagi kepeda Juni mengenai Galang.
"Wih. Bebep Juni akhir nya sekolah juga." seru Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIJANU
Teen FictionBagi Juni, mencintai adalah kutukan. Dan patah hati adalah buah nya. Tuhan memang tidak selalu terlihat adil di hadapan ciptaannya. Dan kini, Juni sedang menagih keadilan itu. 🍏 🍏 🍏 Juni Maharani, siswi SMA Trisuaka yang menyukai seorang Sakti J...