71 - Berantakan

271 26 0
                                    

Juni terbangun saat merasa mobilnya tidak berjalan. Ia menengok ke samping dan tidak mendapati Sakti. Kemudian Juni mengedarkan pandangan ke sekitar.

Juni melihat Sakti yang berjalan ke sebrang jalan dan menghampiri seseorang. Tak lama Juni dikejutkan saat melihat Sakti yang di pukul oleh orang yang tidak dikenal.

Dengan kondisi yang kurang baik, Juni buru-buru keluar dari mobil dan segera menghampiri Sakti. Setibanya disana, Juni menghalangi satu orang asing yang ingin membawa Sakti pergi. Orang itu menggendong tubuh Sakti bak karung beras.

"Jangan bawa temen gue!" Pekik Juni kepada lelaki yang membawa Sakti.

Juni memukul-mukul tubuh si lelaki dan berharap agar Sakti di turunkan dari pundaknya. Tenaganya yang lemah membuat Juni sedikit kesusahan dalam bergerak.

"Siapa dia?" Tanya pria bertopi dan memiliki codet di wajahnya.

"Dia temannya Sakti, tuan. Atau mungkin pacarnya." Jawab pria disampingnya yang sedikit menunduk saat berbicara kepada pria bercodet itu.

"Menarik. Tapi aku tidak membutuhkannya. Biarkan saja dia. Sekarang kita pergi dari sini dan lakukan tugas selanjutnya."

Mereka bertiga berjalan melewati Juni dan menghiraukannya. Mengapa mereka membawa Sakti sedangkan dia tidak? Juni yakin pasti mereka adalah orang jahat yang mencelakai Sakti waktu lalu.

"Berhenti!" Juni berusaha mengejar ketertinggalan.

Juni menarik jaket pria yang membawa Sakti, namun orang itu terus berjalan dan tidak merasakan bahwa ia sedang di tarik kebelakang. Tenaga Juni tidak ada apa-apanya bagi mereka.

"Mau bawa Janu kemana!" Juni berteriak panik.

"Siapa kalian sebenarnya?"

"Turunin gak!"

Tidak ada yang menjawab meskipun Juni terus melayangkan pukulan kepada tiga pria itu.  Susah payah Juni mengejar, namun tidak juga berhasil menghentikan langkah mereka. Sampai mereka masuk kedalam mobil Sakti dan membawa pergi bersama sang pemiliknya sekaligus.

Juni terduduk lemas, ia hanya bisa menatap kepergian mobil dan menyisakan hanya dirinya bersama kicauan burung yang terdengar nyaring.

Juni memegangi kepalanya yang semakin pusing karena bertambah lagi masalah baru, padahal yang kemarin saja belum selesai. Siapa orang-orang dibalik ini semua. Bukan hanya dirinya saja yang mendapat teror, ternyata Sakti juga. Bahkan yang Sakti alami lebih parah darinya.

Juni menunduk sambik memejamkan mata, merasakan semua kesakitan dan kesunyian dalam satu waktu. Tidak ada siapa-siapa yang bisa dimintai pertolongan. Juni kini sendiri, di temani rasa sepi yang menyelimuti.

___

Wiguna berjalan kesana-kemari dengan gelisah di ruang tamu. Ia sedang menerima telepon dari Tokyo. Sepertinya terjadi sesuatu dengan perusahaan dan bisnisnya.

Semenjak ditinggal Wiguna ke Indonesia, perusahaannya mendadak merosot drastis. Kekacauan terjadi dimana-mana, Sampai Wiguna tidak bisa mengurusnya satu persatu.

"Bagaimana bisa?" Tanya Wiguna kepada seseorang disebrang sana.

[Semua klien dari perusahaan ternama menggagalkan kerja sama dengan kita, termasuk Mr. Coi dari Korea. Semua alasannya sama, yaitu kalau perusahaan kita berbuat curang]

"Lalu apa lagi?"

[Omset tiga hari terakhir menurun drastis, data email mendadak hilang semua, banyak karyawan yang berhenti kerja. Semuanya kacau pak.]

JUNIJANUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang