S e m b i l a n

627 51 0
                                    

Happy Reading Guyss

Kevan pun memasuki rumahnya dengan memar dimana-mana. Dia pun berjalan keatas menuju kamarnya. Sesampainya dikamar, dirinya langsung membersihkan tubuhnya yang lengket dan kotor itu.

Dia pun meraih handuknya yang tergantung kemudian memasuki kamar mandi. Dan memulai ritual mandinya. Menghidupkan shower dan memejamkan matanya mencoba merilekskan diri. Sekelebat bayangan Kia yang sedang mengomel padanya pun hinggap di kepalanya, seketika dia membuka matanya.

Sial!

Dia pun mencoba untuk memejamkan matanya lagi. Dan seketika bayangan Kia muncul lagi. Dia pun membuka matanya.

Gw gak tenang!

Kevan pun membilas tubuhnya kemudian mengambil handuk untuk membungkus tubuh atletisnya.

Berjalan keluar kamar mandi dan memakai pakaiannya. Hanya sekedar kaus polos biasa dan celana pendek, namun itu lah yang membuat kegantengannya nambah.

Mencoba untuk tertidur agar bisa melupakan Kia, namun yang ada malah bayangan Kia yg hinggap di kepalanya. Membuatnya menjadi tidak bisa tertidur.

Kevan pun mengacak-acak rambutnya kasar. Bingung dengan otaknya. Dirinya mengantuk, sangat mengantuk. Namun pada saat dirinya memejamkan mata, bayangan Kia yang muncul malah membuatnya stres. Tidak bisa tidur dengan tenang.

Memutar otak mencari cara agar dirinya bisa tidur tenang malam ini. Seketika juga dirinya teringat belum meminta maaf kepada Kia. Dia pun langsung mengambil handphone nya kemudian mencari nomor Kia, tetapi hasilnya nihil. Dirinya tidak mempunyai kontak Kia.

Bego Kevan, bego, lo bego banget!

Detik itu juga dirinya ingat tentang Kia yang pernah mencatat nomor ponselnya di halaman belakang bukunya.

"Nih gw catatin nomor hp gw dibelakang buku lo, karena gw tahu suatu saat nanti lo pasti butuh" ucapnya seraya tersenyum, ya walaupun dirinya memakai masker tetapi matanya akan menyipit jika dirinya tersenyum.

"Gw ga butuh" ujar kevan pedas.

"Mungkin sekarang tidak, tapi nanti lo pasti bakal butuh" ucap Kia meyakinkan Kevan.

"Kalo gitu gw duluan, daahhh" pamit Kia.

Bener apa kata Kia. Kevan pun hanya terkekeh geli mengingatnya.

Kevan pun bangkit dari atas kasur berjalan menuju meja belajarnya. Mencari-cari buku yang bertuliskan nomor Kia dihalaman belakangnya.

Akhirnya ketemu.

Kevan pun segera memasukkan nomor tersebut ke handphone nya kemudian mendial nomor tersebut.

"Halo?" ucap Kia di sebrang sana.

"Kia" panggil Kevan.

"Ini lo Van?" tanya Kia memastikan.

"Hm" dehemnya.

Kia yang disebrang sana pun tersenyum mengejek Kevan. "Katanya lo ga bakal butuh nomor gw. Tapi sekarang? Lo malah nelpon gw" ledeknya.

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang