Ketua kelas Or Ketua hati?

E n a m p u l u h l i m a

Happy Reading Guyss

"Vito lihat ini!" pinta Kia paksa agar Vito mau melihatnya.

"Apa?".

Kia pun memulai aksinya melakukan gerakan freestyle yang di pelajarinya secara diam-diam.

Vito tercengang melihat aksi Kia yang berjalan mulus tanpa adanya kesalahan sedikit. Bahkan aksi freestyle Kia hampir menyamakan kehebatan dirinya.

"Hah gimana? Kia hebatkan?" Kia menurun naikkan alisnya menggoda.

Vito berdehem, "Belajar dari mana?" tanyanya.

"Internet lah? Apalagi?" Kia malah balik bertanya.

"Kapan?" tanya Vito lagi.

"Ya kapan Kia ada niat".

Menggeleng-gelengkan kepala, "Sama siapa?" tanya Vito.

"Kalau berwujud sih Kia sendiri, kalau gak berwujud ya sama bayangan".

"Motornya?" tanya Vito lagi dan lagi.

"Kia pesen motor khusus untuk Kia dengan om Ajal" jawab Kia yang kini turun dari motor milik Vito. Motor yang selama ini dia pakai untuk belajar motor.

"Ketahuan?".

"Ketahuan apa?".

"Ketahuan gak sama orang tua kamu?" tanya Vito.

Kia menggeleng, "Om Ajal bisa jaga rahasia asalkan dapat imbalannya. Bisa dibilang sih om Ajal itu matre" bisa-bisanya Kia menjelek-jelekkan om Ajal. Jika om Ajal tahu, pasti Kia langsung kena cakar kuku manicure nya nih pasti.

"Ga boleh gitu. Kamu pun sama" nasihat Vito.

Kia cengengesan, "Hidup itu harus untung".

"Kamu hidup sudah termasuk keberuntungan lah tu".

"Iyadeh" pasrah Kia. Berdebat sama Vito yang pinter silat lidah terkadang membuat Kia hanya bisa pasrah.

Ting!

Vito melihat pesan yang masuk ke dalam handphone-nya. "Aku harus pergi dulu, kamu mau diantar atau tidak?" tanya Vito terburu-buru.

"Memangnya Vito mau kemana?" Kia malah mencegah Vito yang hendak menaiki motornya.

"Em, bunda sakit" jawab Vito cepat.

Kia memicingkan matanya ke arah Vito. "Bohong, tadi Kia barusan aja bertukar pesan sama bunda".

"Eemm itu— anu—" Vito menghindari tatapan Kia dengan melihat pohon-pohon disekitarnya.

"Vito kalau mau bohong jangan sama Kia" tegas Kia.

Vito menghela napasnya pasrah. "Aku mau balapan".