D e l a p a n b e l a s

504 54 2
                                    

Happy Reading Guyss

Kia yang baru saja keluar dari Gramedia terkejut melihat Kevan yang berdiri tepat di depannya.

"Astaghfirullah Van, ngapain lo disini?" tanya Kia.

"Ikut gw" Kevan langsung menarik tangan Kia dan membawanya menaiki motornya.

"VHAANN PHELAN PHELAN BEGHOO" teriak Kia sambil berpegangan pada besi dibelakangnya karena Kevan mengendarai motornya sangat kencang.

Kevan mengidahkan permintaan Kia. Kia yang geram pun segera mencekik leher Kevan.

"BERENTI GAK LO BERENTI!" ucapnya galak.

Kevan yang kaget dicekik pun spontan mengerem hingga kepala Kia terjedut helm yang dipakai Kevan.

"Apaan sih lo?" sentak Kevan.

"Turun lo, biar gw aja yang ngendarain ni motor" suruh Kia.

Kevan yang mendengarnya sontak memandang tubuh mungil Kia dengan pandangan meremehkan.

"Tubuh kecil begitu?" ejeknya.

Kia yang meradang pun langsung menarik paksa Kevan agar bertukar posisi.

"Liat aja" ucap Kia sambil tersenyum miring di balik maskernya.

Kia pun segera menancapkan gas motor Kevan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari Kevan tadi. Dengan lihainya dia menyalip beberapa motor dan mobil yang menghalanginya. Bahkan dia gak segan-segan untuk mengangkat ban motor depannya.

Kevan pun kaget dengan cara Kia mengendarai motornya. Sungguh dirinya tidak menyangka kalau Kia bakalan bisa mengendarai motornya, ditambah kecepatannya yang sangat cepat dan menyalip-nyalipkan, itu sungguh luar biasa. Bahkan sahabatnya tidak bisa seperti Kia saat ini.

Kevan hanya bisa memeluk perut Kia dari belakang seraya menghapalkan doa agar diberi selamat sampai tujuan.

Kia yang bingung mereka mau kemana hanya bisa membawa Kevan ke taman kota. Kia memakirkan motor Kevan disitu dan turun, namun seperti ada beban di tubuhnya sehingga dia tak dapat turun. Tangan?

Seketika jantung Kia dibuat berdetak lebih cepat akibat Kevan yang memeluknya dari belakang.

"Van" panggilnya lirih.

Namun tidak ada sautan dari belakang tubuhnya. Kia lantas mencubit tangan Kevan yang melingkar di perutnya.

"Sshh" desis Kevan.

"Sadar woi, lah sampe nih". ujar Kia nyolot.

Kevan pun memperhatikan sekelilingnya. "Ini dimana?" tanyanya.

"Gw gatau lo tadi mau bawa gw kemana jadinya yahh, gw bawa lo kesini" jelas Kia sambil turun dari motor.

Kevan yang masih duduk dimotor itu pun bertanya kepada Kia.

"Lo bisa ngendarain ini?" tanya nya sambil menepuk motornya.

"Tadi lo udah rasain sendiri kan?" kia malah balik bertanya.

Kevan pun manggut-manggut. "Tapi lo kok bisa?" tanyanya lagi.

"Makanya jangan ngeremehin gw" celutuk Kia.

"Dah ah yuk duduk aja kita, pegel nih kaki gw" ujar Kia.

Mereka pun duduk di bangku yang ada di taman itu. Suasana masih sepi karena sekarang jam 12 siang. Matahari lagi terik-teriknya untung saja mereka duduk di kursi yang ada dibawah pohon.

"Lo mau ngapain ngajak gw?" tanya Kia memecahkan keheningan.

Kevan menatap wajah Kia lekat dari samping. Berdehem lalu berujar "Bunda Syahla, Kenzo".

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang