E m p a t p u l u h d e l a p a n

393 38 3
                                    

Happy Reading Guyss

"Jadi lo pemilik mobil yang udah nabrak gw?" tanya Kia sambil memandangi cowok dihadapannya dengan intens.

Sedangkan cowok yang ditanyai oleh Kia hanya mengangguk, "Benar".

Kia mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda mengerti, tetapi kenapa seperti ada yang janggal, "Gw gak yakin lo yang nabrak" ujarnya sedikit ragu.

"Memang bukan gw" ucap Levin, "Mobil memang punya gw, tetapi yang nabrak bukan gw" jelasnya.

Geranno melotot, "Gak usah ngadi-ngadi lo" sentaknya.

Asgar menggigiti bibir bawahnya, cemas. "Bukannya lo udah ngaku ya kalau itu lo?" bisiknya kepada Levin.

Levin menatap Asgar malas, "Gw ngaku kalau mobil itu memang punya gw, tetapi yang nabrak bukan gw".

Asgar menyenggol pelan lengan Levin, "Udahlah lo ngaku aja, nyawa gw dipertaruhkan ini" bisiknya lirih.

"Bukan gw dibilang" sentak Levin.

Asgar mencibir pelan. Kevan memandangi Levin dengan tatapan tajam dan mengintimidasi, dirinya seperti mengenalnya.

"Gw percaya" jawab Kia cepat.

Geranno melotot, "Lo jangan percaya sama tipu daya muslihatnya".

"Tipu daya muslihat gimana si? Lo gak liat hah kegantengan dia ori? Bukan karena plastik?" jawab Kia malas.

Geranno langsung menggoyang-goyangkan badan Kia, "Jadi lo percaya sama dia karena wajahnya yang tampan itu? Yaelah Ki masih tampanan gw" ujarnya.

Kia menepis tangan Geranno, "Lo bilang apa? Gantengan lo?" tanya Kia memastikan sambil mengorek-ngorek sebelah lubang telinganya.

Geranno menangkup wajah Kia, menatapnya lekat "Lo gak liat nih wajah gw ganteng?" tanyanya.

Kia membalas tatapan Geranno, memandangnya lekat "Iya gw baru sadar" ucapnya dengan tatapan yang tak lepas dari bola mata Geranno.

Geranno tersenyum senang, "Gw ganteng kan?" tanyanya antusias.

Kia mengangguk, "Ganteng kalau diliat dari dekat, kalau dari jauh macam monyet" ucapnya sambil mendorong wajah Geranno menjauh.

"Pfft hahahaha" tawa pecah di ruangan itu, sedangkan Kevan hanya tersenyum tipis. Melegakan sekali rasanya, tidak tahu apa yang membuatnya lega tetapi intinya hatinya melega.

Erlan yang sedari tadi memandangi aktivitas Kevan, bergerak mendekat. "Lo lega kan karena wajah Geranno gak dekat lagi sama wajah Kia?" bisiknya.

Kevan mendorong wajah Erlan agar menjauh, apa-apaan coba si Erlan? Tetapi entah kenapa perkataan Erlan malah membuatnya berfikir.

Kia yang mendengar suara grasak-grusuk menoleh kearah sumber suara. Disana terdapat Erlan yang sedang mengangkang dalam posisi baring diatas sofa. Dan disebelahnya Kevan yang sedang terdiam dengan pandangan ke arah keramik.

Kia beranjak, berjalan lalu duduk disebelah Kevan. "Yang ganteng itu baru Kevan, mau dari jauh kek atau mau dari dekat kegantengannya tetap aja terpancar seolah gak akan pernah redup" ujar Kia sambil menatap Kevan dari samping dengan senyum manisnya.

Kevan yang kaget Kia tiba-tiba duduk di sampingnya ditambah dengan kata-kata dan senyum manis Kia refleks membungkam mulut Kia dengan tangannya.

"Ada garam gak?" tanya Kevan menatap Levin dengan datar.

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang