T u j u h p u l u h t u j u h

408 46 10
                                    

Happy Reading Guyss

"Gimana ini pah?" Irene menangis dengan kencang di pelukan suaminya. Sedangkan Langit menangis di pelukan Galaksi yang juga menangis.

"Mama yang tenang dulu yah, Kia pasti baik-baik aja kok. Mama percayakan kalau Kia itu anak yang kuat?" ucap Derren dengan bibir bergetar. Saat ini dirinya sedang menahan isak tangis.

"Gimana mama bisa tenang pah? Kia, anak kita sedang di dalam pah, pasti dia kesakitan. Hiks" racau Irene menepuk dada Derren.

Derren mengambil tangan Irene yang memukul dadanya lalu menggenggamnya. "Kia pasti baik-baik aja dia anak yang kuat" bisik Derren lalu mencium kening istrinya dalam.

"Hiks bang, adek bang, adek ada di dalam" racau Langit menggoyang-goyangkan badan Galaksi.

"Abang tau, kamu yang tenang Kia pasti baik-baik aja" kata Galaksi menenangi.

Langit menatap marah ke arah Galaksi. "BAIK-BAIK DARI MANANYA? TADI LIAT KAN TANGAN KIA NGELUARIN DARAH BANYAK BANGET!" bentaknya.

"Abang tau, tapi—"

"TAPI APA BANG?"

"DIAM BANGSAT!" sentak Angkasa tiba-tiba.

"LO PIKIR DENGAN CARA LO NANGIS-NANGIS? TERIAK-TERIAK KAYAK GINI KIA BAKAL SEHAT HAH? PIKIR PAKAI OTAK! LO CUMA BUANG-BUANG TENAGA AJA! TANGISAN LO GAK BAKAL BIKIN KIA SEMBUH!"

Langit yang sudah emosi meninju Angkasa habis-habisan. Angkasa yang sedang menahan amarah pun melampiaskan amarahnya kepada Langit dan berakibat kepala Langit terbentur kursi dengan keras sehingga mengeluarkan darah.

"ANGKASA!" Derren menampar Angkasa. "GAK SEHARUSNYA KAMU KAYAK GINI." Derren mencoba membangunkan Langit. Namum na'as, Langit sudah terlalu banyak mengeluarkan tenaga sehingga badannya terasa lemas, ditambah dengan benturan keras dikepalanya yang menyebabkan Langit pingsan.

"Langit" Derren menepuk pipi Langit. "LANGIT."

"Masss" isak tangis Irene.

Derren menggendong Langit kemudian membawanya ke UGD. Sebelum itu ia memandang Angkasa tajam. "Kalau terjadi apa-apa dengan Langit. Kamu harus mau menerima konsekuensinya Angkasa. Ingat itu!"

Galaksi mencoba memeluk tubuh mamanya. Irene menangis dengan kencang di pelukan Galaksi. "Langit Si, Langit" ucapnya lirih.

"Langit kan bentar lagi ditangani oleh dokter. Dia pasti baik-baik aja, mama yang tenang yah" Galaksi menahan isak tangisnya. Kenapa jadi begini?

"Kia.... Langit..." ucap Irene begitu lirih.

Angkasa berjongkok di hadapan mamanya, "Maafin Angkasa ma" Angkasa menunduk pasrah.

Irene tak menggubris permintaan maaf Angkasa. "Kia sama Langit, Galaksi" lirihnya lagi.

Galaksi mengusap rambut dan punggung Irene. "Iya Galaksi tau ma, mama berdoa aja. Mereka pasti baik-baik aja."

"Kia dan Langit, Galaksi" isak tangis Irene sudah berhenti, tetapi suaranya terdengar begitu lirih dan detak jantungnya melemah.

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang