E n a m p u l u h t i g a

367 33 4
                                    

Happy Reading Guyss

"Dor!".

Vito yang kaget langsung terjatuh dari atas batu yang di dudukinya.

"Hahahaha".

Vito yang masih terduduk di atas tanah menatap Kia datar.

Kia cengengesan setelah melihat raut wajah datar Vito. "Habisnya sih, Vito ngelamun mulu. Kia kan takut kalau Vito kemasukan nanti" Kia beralasan.

"Rese'" celutuk Vito, lalu bangkit berdiri.

Kia duduk di atas batu lalu mengulurkan tangannya ke Vito agar duduk di sebelahnya. Vito pun menerima uluran tangan Kia.

"Vito gak sekolah ya?" tanya Kia setelah Vito duduk di sampingnya.

"Males" jawab Vito acuh.

"Wah kita sama dong, Kia juga malas sekolah tapi selalu disuruh sekolah sama papa. Padahal Kia mah udah pintar" nada bicara Kia melesu di akhir kalimat.

Vito hanya diam.

"Vito" panggil Kia setelah beberapa saat terjadi keheningan.

Vito hanya bergumam, menjawab panggilan Kia.

"Kia laper" keluh Kia.

"Gak ada yang jualan di hutan" jelas Vito.

"Kia bawa makanan lho, Kia yang buatnya. Vito tunggu di sini dulu ya" Kia meloncat untuk turun dari batu dan menghampiri sepeda barunya yang parkir tak jauh dari situ.

Vito menatap Kia acuh, seperti tak percaya jika Kia bisa memasak. Palingan juga di masakin oleh mamanya. Gitu pikir Vito.

"Nih, Kia ada masak Spaghetti. Sengaja Kia bikin banyakan supaya Vito ikut makan juga. Bahkan Kia udah siapin piring, garpu sama minumnya. Ya hitung-hitung piknik lah" cerocos Kia sambil membentangkan karpet kecil yang dibawanya.

Seniat itu, batin Vito.

"Saya kenyang" ucap Vito.

Dengan kesal Kia menarik kaki Vito agar terjatuh, dan Vito pun terjatuh dibuatnya.

"Tinggal makan apa susahnya sih, Vito gak tahu ya cuma gara-gara masak spaghetti ni tangan Kia merah. Liat nih" tunjuk Kia pada tangannya yang merah.

"Yasudah" pasrah Vito. Dari pada Kia tambah mengamuk, lebih baik dituruti saja.

Kia cekikikan dalam hati, padahal mah nih tangan merah gara-gara di gigit serangga tadi, hihi batin Kia.

"Nih aa" Kia melilitkan garpu ke spaghetti lalu menyodorkannya ke depan mulut Vito. Dan Vito pun menerimanya.

"Nah makan sendiri, jangan manja" ketus Kia seraya membanting kecil piring tadi ke pangkuan Vito.

Vito menatap Kia aneh.

"Apa liat-liat?" sentak Kia.

Vito mengabaikannya dan lebih memilih memakan spaghetti di pangkuannya. Spaghetti yang Kia buat sangat enak, bahkan tadi dia yang kenyang merasa lapar kembali. Spaghetti ini mirip dengan buatan bundanya.

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang