T i g a p u l u h l i m a

446 42 9
                                    

Happy Reading Guyss

"Kenapa ada rumor bahwa Rey telah meninggal?" tanya Kevan bingung.

"Lo tahu? Alasan gw menjadi ketua geng?" Kia malah balik bertanya. "Itu karena gw butuh pelampiasan" ujarnya.

Kevan menoleh ke arah Kia, tidak mengerti.

"Gw sempat depresi karena ditinggalkan Vito, apalagi penyebabnya karena gw. Gw butuh pelampiasan, bukan dalam bentuk cowok tapi pelampiasan emosi. Jadi gw iseng aja masuk geng Mavros Lykos dan terpilih sebagai ketua. Setiap ada musuh gw selalu bayangin kalau dia itu orang yang membuat hidup gw jadi gini. Gw selalu bantai musuh habis-habisan. Dengan gitu emosi yang ada di tubuh gw perlahan menguap" Kia menatap ke langit, berusaha membalikkan memori-memori nya dulu.

"Terdengar kejam memang, gw emosi sama siapa ngelampiasinnya sama siapa. Tapi itu lah gw" Kia mengakhiri memorinya dulu.

Kevan mengangguk paham, walau masih penasaran seperti apa Kia yang sebenarnya. Kemarin waktu Kia menghajar semua preman itu saja sudah mengerikan? Apalagi waktu Kia sedang emosi. Tamat sudah tu orang.

"Sampai kapan?" tanya Kevan.

Kia menoleh bingung, "Apanya yang sampai kapan?" tanyanya.

"Bersembunyi" jawab Kevan singkat.

Kia memusatkan pandangannya ke arah sepatunya. Memainkan ujung sepatu dengan ujung sepatunya yang lain. "Entahlah, gw pengen secepatnya ini berakhir" jawabnya.

"Kenapa ga sekarang?" tanya Kevan.

Menghela napas lelah, "Gw takut" cicit Kia.

"Masalah harus dihapadi, bukan dihindari. Jika lo menghindarinya terus yang ada masalah lo malah beranak pinak" nasihat Kevan.

Kia tertawa, merasa lucu dengan ucapan Kevan. "Lo pikir masalah itu manusia? Sampai ngomong beranak pinak segala" kekehnya.

"Masalah memang bukan manusia. Tapi manusia selalu lekat dengan masalah" ujar Kevan.

Kia terdiam, bener juga. "Sekuat-kuatnya seorang perempuan, tetap aja dia seorang perempuan. Yang hatinya mudah lemah" ucap Kia.

"Gw selalu nunggu seseorang, yang bisa menjadi alasan buat gw kembali menjadi diri gw sendiri, selain keluarga dan para sahabat gw" ucapnya lagi.

Kia tersenyum, "Dan kini, gw telah menemukan seseorang itu" ujarnya.

Kia melepaskan maskernya. Menghirup udara yang masuk tanpa penghalang, seperti masker. Tersenyum, membiarkan angin yang membuat rambutnya bertebangan.

Kia menoleh ke arah Kevan dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. "Lo mau tahu seseorang itu siapa?"

Kevan salah tingkah melihat aksi Kia. Ucapan Kia tadi membuat jantungnya berdegup kencang. Dengan kaku dia menganggukkan kepalanya.

Kia menggigit bibir bawahnya, haruskah dia bilang yang sesungguhnya?

Kia memajukan wajahnya hingga terpaut satu jengkal dari wajah Kevan.

Kevan menutup matanya, refleks. Dirinya tidak tahu mengapa bisa melakukan hal seperti ini. Ini merupakan respon alamiah tubuhnya.

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang