L i m a p u l u h s a t u

399 35 12
                                    

Happy Reading Guyss

Selepas latihan memanah, Kevan membaringkan tubuhnya diatas rumput yang hijau subur. Kia meletakkan busur panahnya di atas tanah lalu menyusul Kevan.

Kia duduk di sebelah Kevan yang sedang memejamkan matanya sambil berbaring.

Kia tersenyum menatap danau kecil yang masih kelihatan dari tempat panahan. Dulu, dirinya sering melakukan hal seperti ini bersama Vito. Main panah bareng, berkuda bareng, berenang bareng, liatin pemandangan seperti ini bareng. Pokoknya banyak deh kegiatan yang sering mereka lakukan.

Tapi sayang, sekarang dirinya sudah tidak bisa lagi menciptakan moment yang indah bersama Vito. Dia telah pergi, pergi yang jauh, dan takkan kembali lagi.

"Lo sering kayak gini Ki?" tanya Kevan tiba-tiba dengan mata yang kasih tertutup.

Kia mengernyit bingung, "Gini gimana maksudnya?.

"Main panah sama Vito" jawab Kevan mengubah posisinya menjadi duduk.

Kia menghembuskan napas, "Bahkan panah menjadi olahraga kesukaan kita berdua" sendunya.

"Lo masih suka sama dia?"

Kia terkejut dengan pertanyaan Kevan. Dirinya tidak menyangka kalau Kevan akan menanyakan hal itu. Hal yang sangat-sangat tidak penting.

"Biar bagaimanapun kehidupan ini maju bukan mundur, Vito mempunyai tempat tersendiri di hati gw" Kia berusaha menahan debaran di dadanya.

Kevan mengangguk, menatap sekelilingnya. Udara disini sangat sejuk. Nyaman sekali berada disini. Tapi sayang dirinya tidak boleh sepuasnya berada disini, biar bagaimanapun juga ini tempat Kia dan Vito, bukan dirinya.

Kia memperhatikan tingkah Kevan yang sedang menatap sekitar, "Lo suka sama ni tempat?".

Kevan menoleh, "Enggak" dustanya.

Kia mengendikkan bahu, "Padahal kalau lo suka, lo bisa datang kapan aja kesini" suara Kia melemah.

"Serius?" tanya Kevan cepat.

Kia memicingkan mata seraya tersenyum manis, lebih tepatnya senyum mengejek. "Tadi bilang gak suka, kenapa sekarang lo jadi excited gini?".

Kevan gelagapan, namun dia berusaha menutupinya. Mengambil busur panahnya yang tergeletak dan mulai melesatkan panah pada papan sasaran panah.

Kia tertawa, "Jangan mengalihkan pembicaraan Kevan" Kia mencegah anak panah yang akan dilesatkan lagi oleh Kevan.

"Siapa yang mengalihkan?" Kevan menaikkan sebelah alisnya.

"Ya lo lah, ini buktinya. Gw tanya lo malah diam terus memanah" ujar Kia sewot.

Kevan menoleh pada busur di tangannya, "Pengen aja" jawabnya cuek lalu melesatkan anak panah yang tadi ditahan Kia dengan tepat, mengenai sasaran.

"Lo boleh kok datang lagi ke sini, bebas lagi" celutuk Kia.

"Sorry, gak tertarik" acuh Kevan dengan pandangan yang masih fokus pada alat panah.

Kia mendengkus kesal, "Yaudah tapi lo harus janji jangan kasih tau siapa-siapa tentang tempat ini" ketusnya.

"Kenapa?".

"Ini tempat rahasia tau, kalau lo kasih tahu. Bukan rahasia lagi namanya oncom!" ucap Kia nyolot.

Kevan terdiam, "Kalau rahasia, kenapa lo ajak gw kesini?".

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang