E m p a t p u l u h s e m b i l a n

404 38 8
                                    

Happy Reading Guyss

Kia mengernyit heran, dirinya tidak menemukan keberadaan Kevan disekitarnya. Kemana dia pergi?

Kia menoleh saat mendengar geraman binatang yang ia yakini adalah suara geraman harimau. Di sana, lebih tepatnya di pojokkan, terdapat Kevan yang tersenyum manis sembari mengusap-usap kepala harimau.

Kia membeku, terpesona akan senyum manis yang Kevan tunjukkan. Tidak pernah dia melihat Kevan tersenyum lebar seperti ini. Ini kali pertamanya dia melihat senyum lebar Kevan, dan yah ternyata senyumnya sungguh menawan.

"Iler tolong dikondisikan" celutuk seseorang tiba-tiba yang sukses membuat Kia spontan menyentuh kedua sudut bibirnya.

Kia tidak menemukan apapun di kedua sudut bibirnya. Merasa di permainkan dia lantas menginjak kaki orang itu. "Rese banget lo" sentaknya pelan.

Erlan terkekeh, "Lagian biasa aja kali liatnya" cibirnya.

Kia membekap mulut Erlan, "Sst jangan keras-keras nanti orang-orang pada tahu" bisiknya seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Aman. Semua orang sibuk pada kegiatannya masing-masing.

Erlan melepaskan bekapan Kia dengan pelan, "Samperin aja" celutuknya.

Kia menggeleng, "Gak ah buat apa" ujarnya cuek.

Erlan mendorong bahu Kia pelan, "Samperin aja, ntar nyesal lho".

Kia yang didorong, menahan tubuhnya agar tidak bisa terdorong. Menoleh kebelakang dengan kesal, "Iya iya".

Kia berjalan mendekati Kevan. Tujuh langkah lagi, dirinya sampai di tempat Kevan. Kia menelan ludah kasar, entah kenapa dirinya jadi ragu untuk menghampiri Kevan.

Menoleh ke bekalang, disana dirinya melihat Erlan yang memberikan kepalan tangan dengan bibir yang bergerak seperti mengucapkan kata 'semangat'. Kia tersenyum, lalu membalas gerakan bibir Erlan 'oke'.

Kia pun melangkah dengan tekad yang kembali hadir. Sejenak ia terdiam, untuk apa coba Erlan memberinya semangat seperti tadi? Dan untuk apa juga dia seperti kembali bersemangat? Padahal kan ini cuma untuk menghampiri Kevan saja kan? Tidak ada yang istimewa dari ini.

Ah sudahlah!

Kia melanjutkan langkahnya. Lagi pula untuk apa dirinya ragu? Toh, ini Kevan! Temannya, bukan musuhnya. Terlebih lagi dirinya tidak pernah ragu untuk menghadapi musuhnya, dia terus melangkah maju untuk menjatuhkan lawan.

"Lo gak takut dengan Harimau, Van?" tanya Kia saat sudah sampai di samping Kevan.

Kevan yang terkejut akan kedatangan Kia menetralkan ekspresi mukanya, menjadi datar. "Gak ada kata takut dalam hidup gw" jawabnya acuh.

Kevan tetap fokus untuk mengelus bulu-bulu harimau di hadapannya.

Kia terkekeh ringan, "Liat tuh si Asgar yang masih dikandang. Dia terus memberontak agar dikeluarin. Soalnya harimau di kandang tetangga sudah mengaum-ngaum sejak tadi".

Kevan menoleh ke arah yang dimaksud Kia, setelahnya dia menggelengkan kepala geli, "Dasar bodoh" umpatnya.

Kia yang mendengar umpatan Kevan jadi terkekeh lagi, "Gitu-gitu dia teman lo" ujarnya.

Ketua kelas Or Ketua hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang