Langit mulai menggelap dengan taburan bintang yang begitu meriah. Mungkin jika rumah Vee ditengah perkotaan, hiasan langit itu tidak akan terlihat sempurna. Pria itu sedang berdiri di balkon, menyesap rokok dengan nikmat."Daddy," teriak Lily yang terdengar setelah suara keras hasil bantingan pintu.
Vee sontak kelimpungan, membuang asal putung rokok yang masih menyala ke tanah, lalu tangannya mengibas udara hasil asap yang bengitu menyengat di kerongkongan hidung. Takut jika ketahuan Lily nya, Vee segera berlari ke dalam kamar. Matanya menemukan Lily yang sedang kebingungan mencarinya dengan membawa boneka Tata.
"Oh, daddy habis dari balkon?" tanya Lily setelah membalik badan dan menemukan keberadaan ayahnya.
Vee tersenyum, "Ada apa sweety? Mau tidur bareng daddy?" tanyanya mengalihkan.
Lily mendaratkan bokongnya ke pinggir ranjang, raut mukanya menunjukkan kefrustasian. "Daddy, sepertinya mommy masih marah sama Lily?" adunya.
Vee menghampiri Lily dan ikut duduk disampingnya. "Marah?" tanyanya.
Lily mengangguk, "Iya, mungkin, soal Lily yang udah tahu tentang daddy."
Vee mengelus pucuk rambut Lily, mencoba menenangkan, perkara ini bukanlah mudah. Ia juga merasa bersalah, walau bagaimanapun ia juga terlibat persengkongkolan dengan putrinya dalam acara membohongi Rose.
"Nanti daddy coba bicara sama mommy, oke, jangan sedih."
Bukannya tenang, Lily semakin muram, gadis itu mendongak menatap Vee. "Daddy aja sering adu debat sama mommy. Gimana mau bicara. Kita kalah talak, dad."
Damn. Benar yang dikatakan Lily. Tapi sebagai seorang pria dan sebagai ayah yang keren, Vee tidak akan menyerah didepan putrinya. Enak saja, Vee adalah solusi dari setiap masalah yang dihadapi putrinya, setidaknya itu semboyan baru yang mulai diikrarkan olehnya.
"Mommy dimana sekarang, daddy akan bicara."
"Percuma, daddy." jawab Lily.
Oh tidak. Vee diremehkan. Hal ini tidak boleh terjadi. Vee harus keren. Putar otak, putar otak. Itulah yang dipikirkan oleh Vee saat ini.
Vee berdehem. Berdiri, membenahi tatanan rambutnya serta balutan santai yang dipakai ditubuhnya. Dengan keyakinan seribu persen ia pun berkata. "Lily, kamu harus percaya, daddy akan menuntaskan segala permasalahan rumah tangga ini." ucapnya diakhiri kepalan tangan yang membumbung di udara.
Lantas Lily mengerutkan dahi, setahunya, daddynya ini sangat cool sekali, tapi kenapa terlihat sangat aneh untuk malam ini.
Lily mengangguk, mengiyakan dengan raut muka datar. "O-oke, daddy semangat," ucapnya tidak yakin.Setelah itu, Vee bergegas mencari keberadaan Rose. Saat setelah keluar dari kamarnya, ia melihat pintu kamar milik Rose sedikit terbuka. Vee berjalan berniat menghampiri dan melihat ada tidaknya Rose didalam.
Rose terduduk di tepi ranjang dengan memegang sesuatu yang Vee tidak tahu, karena yang dilihat pria itu hanyalah punggung saja. Tanpa mengurangi rasa hormat, Vee mengetuk pintu dan dihadiahi wajah ayu Rose yang menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUDDLE
Romance"Waah, hadiah di pertemuan pertama dengan satu tamparan, bukankah ini keterlaluan," racau Vee. "Harusnya kau menciumku, atau bagaimana kalau kita di ranjang saja, bukankah kau ahli untuk urusan seperi itu, Nona Rose?" Rose tercekat bagai menelan dur...