Mungkin hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan untuk wanita yang menyandang status sebagai single parent itu, siapa lagi jika bukan Rose Alyne Everleight.
Bagaimana tidak, sepagi ini kakaknya yang sangat menyebalkan itu tiba-tiba menunjukkan batang hidungnya, pun merecok pula.
Jeffry Argiato Samanta. Ya. Pria yang sedang asik duduk bercengkrama dengan Candra itu adalah dalangnya; mengatakan dan melebih-lebihkan informasi sehingga watak kakaknya yang sangat berlebihan itu membuat tubuhnya yang kekar menyempatkan waktu untuk mampir menuntut penjelasan.
Apalagi jika bukan tentang pertemuan Vee Kanesh Bellamy dengan Lily Berna Samanta waktu lalu.
Rasanya saat ini Rose ingin sekali menggorok leher Jeffry. Seakan belum cukup bagi Jeffry mengatakan hal ini kepada bapak Fernandez yang terhormat hingga pria tua itu bernafsu lagi untuk menghancurkan Vee, dan sekarang bertambah untuk memprofokasi Candra.
Rose menghela napas berat.
Sabar.
Sepertinya, niat menggorok leher Jeffry terpaksa diurungkan oleh Rose, mengingat akhirnya dirinyalah yang akan digorok lehernya oleh Lily jika menyakiti ayah kesayangannya itu. Tapi, tidak mungkin juga Lily akan menggorok leher ibunya sendiri, hah lupkan pemikiran konyol Rose yang sangat berlebihan.
Membicarakan soal Candra; pria itu saat ini tengah melihat adiknya dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan, berdehem sebelum tangannya melambai menuntut wanita itu untuk mendekat.
"Apa?" sinis Rose sembari bertanya.
Mengulas senyum geli sebagai respon, Candra sebenarnya sangat gemas sekali dengan adiknya, menurutnya wanita yang paling dicintai setelah ibunya itu berubah, entah karena apa dirinya pun juga tidak tahu.
"Kenapa kamu galak sekali sih? Mana adikku yang cengeng?" niat Candra menggoda, ingin membuat Rose semakin marah, namun hal lain lah yang ia didapatkan.
Rose ikut mendudukan diri di depan kakaknya. "Tadi malam, Mommy mendatangiku dalam mimpi, Kak," jawabnya disertai menunduk.
Ya, selama ini Rose dan Candra memang hidup berdua sebatang kara semenjak kematian kedua orang tua mereka, penjelasan tentang kronologinya itu tidak penting. Candra menanggung beban berat untuk menjaga Rose sendirian.
Apalagi setelah mengetahui adik satu-satunya itu hamil, sedangkan pria yang harus bertanggung jawab dengan santainya menikahi wanita lain. Lebih mengenaskan lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena itu adalah permintaan Rose agar ia tetap diam tak berguna, disitulah perasaan Candra sangat terpukul, dia menyalahkan diri sendiri karena tidak becus sebagai seorang kakak.
Candra mengerjap sembari mengelus pundak adik tersayangnya dengan lembut. "Kamu rindu, Mommy?"
Rose mengangguk, setelahnya mengangkat kepala dan tersenyum lebar. "Tapi, berkat Mommy, aku akan semakin kuat Kak, aku tau Kak Candra sangat mengawatirkanku."
Candra semakin geram saja ingin memeluk adiknya, pria itu saat ini sedang ragu, takut adiknya berbohong, tidak semudah itu untuk menjadi seorang yang kuat hanya dalam waktu semalam saja, sungguh ajaib jika itu terjadi.
"Kak, kau harus percaya padaku, aku berjanji setelah ini tidak akan menangis, aku ini seorang ibu, tidak seharusnya lemah, bukankah begitu," ucap Rose meyakinkan.
Wanita itu sangat paham kakaknya tidak akan mudah untuk percaya mengingat dirinya selama ini sangatlah rapuh yang bila dihempas angin saja bisa terbang bebas seperti kapas.
Candra akhirnya tersenyum, pun menarik Rose dalam pelukannya. "Kakak percaya padamu, tapi kamu harus bilang jika terlibat permasalahan dengan laki-laki tidak bertanggung jawab itu," pintanya disela pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUDDLE
Romance"Waah, hadiah di pertemuan pertama dengan satu tamparan, bukankah ini keterlaluan," racau Vee. "Harusnya kau menciumku, atau bagaimana kalau kita di ranjang saja, bukankah kau ahli untuk urusan seperi itu, Nona Rose?" Rose tercekat bagai menelan dur...