Mungkin bagi semua pekerja hari minggu adalah hari terbaik di Dunia, hari dimana ketika bangun tidur bisa tidur lagi, atau tidak usah bangun sekalipun tidak masalah.
"Perlu banget ya kamu kerja di hari minggu?"
Penuturan pria putih tanpa mengalihkan atensinya karena sibuk duduk tersimpu di lantai ruang santai samping kanan dapur, tidak ada sekat tembok di area itu, lantas tangannya pun mengobrak abrik komponen skateboard.
"Banyak yang belum aku beresin karena sakit, Jeff. Tumpukan kertas menggunung di mejaku. Belum lagi masalah pengembangan dan obat terbaru yang perlu di meetingin besok Rabu," jawab Rose menggebu.
Rose juga tak kalah repot saat ini, dia berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari berbagai peralatan di dapur dan sekawannya. Rose harus menyelesaikan masakannya sebelum berangkat ke Rumah Sakit.
"Seandainya aku paham, bakalan aku bantu." Jeffry menanggapi dengan cengiran bodoh.
"Ada-ada saja kamu ini," timpal santai Rose dengan sedikit senyuman.
"Good morning daddy, mommy." ya Tuhan pagi-pagi nyaring sekali suara Lily.
"Morning," jawab kompak keduanya.
Lily, berlari seketika langsung menubruk punggung Jeffry dari belakang, tak lupa mengalungkan ke dua lengannya ke depan leher Daddynya.
"Muaaaaach, morning kiss, dad," ucapnya setelah mencium pipi Jeffry dari samping. Pria itu tersenyum lalu segera saja lengannya menarik tubuh Lily untuk dipangku di depan.
"Waaaah, ini skateboard baru punyaku ya, dad?" pekiknya luar biasa gembira saat matanya menangkap komponen-komponen skateboard yang berserakan di depannya.
"Iya dong, suka nggak?"
Lily mengangguk. "Suka," jawabnya, lalu menjeda dan diam sebentar. "Daddy, kok warnanya pink sih!!!" protesnya tatkala menyadari warna yang sangat-sangat dia hindari dalam hidupnya, Lily salah satu dari sekian anak perempuan yang membenci warna pink.
"Memangnya kenapa? Kamu 'kan cewek, dek?" sanggah Jeffry dengan senyum menggoda, sekali-kali mengerjai Lily tidak apa-apa bukan.
Lily lebih memonyongkan bibirnya. "Kan daddy tahu, Lily nggak suka warna pink."
"Tapi itu dari Laura auntie. Masih nggak mau juga?"
"Beneran dari Laura auntie?" tanyanya terkejut sampai berdiri meloncati komponen skateboard lalu menghadap ke arah Jeffry.
Mana bisa sih Lily menolak pemberian dari Laura auntie kesayangannya, sama sekali tidak bisa.
"Iya, daddy nggak bohong, ini dari Laura auntie," jawab Jefrry meyakinkan dengan telunjuk jari membentuk V.
"Yaudah biar Lily yang ngerakit," putus Lily seolah perakit handal, Jeffry sampai begidik melihat muka sok bisanya Lily.
"Nggak boleh," tolak Jeffry
"Kok nggak boleh!" dengan muka melongonya Lily berujar.
"Tangan kamu nggak cukup kuat sweety, nanti kalau masangnya nggak kenceng, hardware sama trucknya bisa lepas saat kamu pakai. Kamu mau jatuh?" jelas Jeffry yang memang benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUDDLE
Romance"Waah, hadiah di pertemuan pertama dengan satu tamparan, bukankah ini keterlaluan," racau Vee. "Harusnya kau menciumku, atau bagaimana kalau kita di ranjang saja, bukankah kau ahli untuk urusan seperi itu, Nona Rose?" Rose tercekat bagai menelan dur...