84. Menikah

901 121 7
                                    

Semua orang pernah melakukan keselahan, tak terkecuali Vee Kanesh Bellamy. Satu kesalahan terbesarnya adalah prasangka, yang total merubah hidupnya.

Rose Alyne Everleight, korban dari prasangka Vee.

Dan buah dari kebodohan yang menumpuk itu adalah, Vee tidak bisa menyaksikan bagaimana buah hati kembarnya lahir di dunia sampai beranjak hingga sepintar itu.

Leon dan Lily, siapa yang tidak kenal dengan duo bocah itu, author yakin, para readers banyak yang ngefans kan?

Tentu dong.

Vee sebagai daddy-nya saja tergila-gila. Untung saja Tuhan masih sayang dengan pria itu, atau authornya yang baik hati sampai bisa Vee berakhir sebahagia ini.

Buktinya, yang dipandang Vee di depan kaca saat ini adalah tubuh yang terbalut setelan jas mewah, pakaian yang akan ia gunakan untuk mengucap sumpah sehidup semati bersama Rose beberapa jam lagi.

Jika ditanya tentang masa lalu, apakah Vee menyesal? Haduh, tidak perlu dipertanyakan lagi, tentu Vee sangat menyesal.

Tapi, Rose berkali-kali meyakinkan jika bukan hanya Vee saja yang salah, Rose juga salah, dan bagian paling sempurna di masa depan tidak boleh dicampur adukan dengan hal yang sudah berlalu.

Jadi, saat ini, segala masa lalu kelam itu akan Vee tinggalkan. Sekarang, waktunya untuk Vee dan Rose membuka lembaran baru, menciptakan moment membahagiakan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Dan, disaat waktunya tiba, entah bagaimana jantung Vee berdetak begitu hebatnya, dan adapun sedikit kebodohan Vee saat mengucapkan janji sehidup semati disertai dengan gugup yang menggetarkan bibirnya, seperti orang ketakutan....

Untung saja, untung sekali ada Leon, puteranya itu tersenyum bangga kepada ayahnya, hingga mengisyaratkan, "Dad, sure you can, be still I am here." Lantas Vee sangat lancar dalam berucap setelah itu.

Rose Alyne Everleight, sekali lagi mencuri perhatian Vee begitu dalam, ia memandangi wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu dengan tatapan kagum, sekaligus bangga pada diri sendiri karena sudah bisa memiliki wanitanya secara utuh.

Rose menggunakan gaun putih yang simpel namun elegan, dan itu membuat Vee semakin semangat untuk menyobek gaun itu nanti malam, oh shit, ia harus ingat jika di dalam perut yang masih rata ada calon anaknya, oke, Vee akan menyimpan sisi itu untuk sementara waktu.

Vee mengalihkan pandangan, tidak seperti pernikahan-pernikahan pada umumnya, di atas altar hanya ada sepasang mempelai dan dua anak kembar berada di tengahnya, Lily dan Leon terlihat sangat menawan, balutan yang dipakai bocah-bocah itu sesuai dengan mempelai, Lily senada dengan Rose dan Leon senada dengan Vee.

Jadi begini.

Sebelum acara dimulai, pengumuman mengejutkan memang datang dari keluarga Bellamy yang secara mendadak membuat para pasang mata terbuka lebar, memperhatikan dan mendengar seksama, menyaksikan bagaimana mulut dari seorang yang begitu berwibawa mengatakan jika bukan hanya Lily yang menjadi cucu keluarga Bellamy, melainkan ada juga Leon sebagai kembaran gadis itu, Dera mengatakan dengan haru pun air mata juga menyertai.

Alhasil.

Tidak ada seorangpun yang memperhatikan ketampanan Vee Kanesh Bellamy, mungkin semua orang sudah tahu akan sosok itu, jadi yang saat ini mencuri perhatian begitu besar adalah Rose dan kedua anak-anaknya, bagaimana tatapan kagum mata-mata itu saat menyaksikan secara langsung kecantikan Rose, dan bagaimana tingkah Lily dan Leon dengan aura berbeda dibandingkan anak-anak lainnya.

Lily dan Leon memiliki mata yang tegas saat memandang. Lily yang begitu cantik dan keterdiaman Leon yang terlihat cool membuat para orang dewasa begitu gemas ingin mencubit pipi mereka, tapi mana ada yang berani seenaknya dengan cucu dari Bellamy.

Vee benar-benar merasakan kebahagiaan utuh dan tumpah ruah, berbeda dengan Dera yang berbahagia namun ada yang mengganjal dihatinya.

Karena apa?

Dera menatap semua yang ada dihadapannya, tidak seperti yang diharapkan, pernikahan super mewah tidak akan pernah terjadi lantaran kedua mempelai menolak mentah-mentah, akhirnya pesta ini hanya dilakukan di sebuah hotel kepemilikan Bellamy, Hotel Diamond, secara outdoor namun private.

Dan satu pemandangan lagi yang membuat Dera tersenyum sangat lebar, disana nampak Jeffry menangis bersama Fernandez, wanita Bellamy itu jadi ingat kejadian dua jam yang lalu, dimana Jeffry memukul keras perut Vee.

Dera menyaksikan dan mendengarkan bahwa pukulan itu adalah tanda selamat, dasar dua pria edan yang sudah dewasa. Dera sampai tidak bisa mengikuti jalan pikiran mereka. Tapi untung saja semua sudah berakhir bahagia.

Semoga.

Dera menatap lagi pengantin baru yang saling menggoda disana, ah, senang sekali menjadi muda. Tugas Dera setelah ini adalah menikahkan Yogi, ngomong-ngomong dimana pria itu?

"Bu, apa kauencariku?"

Yogi tiba-tiba datang dari belakang. Langsung saja Dera memukul lengan pria itu. "Hah. Kau tau ke kawatiranku saat ini apa?"

"Aku tau." Yogi tersenyum. "Menikahkan aku bukan? Selamat bu, berkat ibu..." Yogi mengarahkan tangannya ke arah kanan, disana ada gadis cantik bermata kucing berdiri sembari tersenyum. "Val, aku akan menikahi Valerie."

Tahu bagaimana respon Dera, ia langsung memeluk Yogi dengan erat. Ia tidak tahu hari apa ini? Tapi yang jelas keberuntungan berada digenggaman Dera.

***

"Vee, kamu nggk berpikir aku mengerikan kan? Kenapa kamu menatapku seakan ingin memakanku?"

"Kamu nggak tau? Ini adalah tatapan penuh cinta." Vee membalasnya dengan senyuman, memang benar, dalam otak Vee ingin bercinta, tapi karena keadaan ia jadi muram, lalu Vee tersenyum manis dan mengimbuhi, "Kami cantik sekali."

Rose menoleh cepat. "Kamu nggak lagi nge-gombal?" tanyanya.

"Enggak, selain Lily, kamu adalah wanita paling cantik di bumi."

Rose mengangguk dan mulutnya terbuka ber-ah tanpa suara. Pipinya bersemu merah. Kenapa dengan Vee? Kenapa tidak pernah berhenti memuji dengan berlebihan. Dan sialnya Rose suka.

"Jadi, apa aku tampan hari ini?" tanya Vee menggoda.

Rose sedikit mendekat, membisikkan pertanyaan untuk Vee. "Kamu tahu siapa yang paling tampan hari ini?"

"Aku?" jawab Vee.

Rose menggeleng, "Sini aku bisikin." Namun saat Rose ingin mendekatkan bibirnya di daun telinga Vee, pria itu justru mencium sudut bibir Rose, suara kecupan pun terdengar sedikit keras, alhasil ada beberapa mata melihat kearah mereka.

Rose melotot, Vee membuatnya malu. "Vee."

"Aku tidak terima ada pria lain paling tampan selain aku."

"Oke. Yang aku maksud adalah Leon, putra kamu sendiri. Cukup."

Ada senyum geli di bibir Vee. Benar, ketampanan milik Vee sudah kalah saat ini, digantikan oleh putranya sendiri. Dan Vee bangga akan hal itu.

"Mommy, Lily mau photo."

Rose dan Vee saling berpandangan mendengarkan permintaan Lily yang tiba-tiba datang.

"Mommy, Leon ingat sekali, kita tidak punya photo keluarga."

Kali ini Rose dan Vee menyadari sesuatu juga saat Leon mengatakan itu.

"Daddy juga mau photo bersama." Vee menanggapi duluan, tangannya melambai memanggil seseorang.

Setelah apa yang dipersiapkan sudah selesai. Seperti yang diinginkan Lily dan Leon. Mereka berphoto bersama, dengan kedua anak itu berada di tengah-tengah Vee dan Rose, berbagai pose dan berpindah posisi juga dilakukan.

Ini adalah hari kebahagiaan mereka berempat, atau berlima bersama bayi dalam kandungan. Satu moment indah yang tidak akan pernah dilupakan oleh mereka.


odipee

CUDDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang