Persahabatan mungkin bisa mengalahkan persaudaraan, tapi walau bagaimanapun keluarga tetap nomer satu. Mungkin juga tak banyak orang yang tahu jika keluarga bisa dibentuk meski tak terhubung darah sekalipun. Seperti Lala yang sangat mencintai Rose; sahabat lemahnya yang selama ini menutup kedoknya. Bahkan jika Rose saat ini berkata jujur sekalipun, Lala masih akan mengambil langkah seribu untuk menentukan apa yang akan ia lakukan. Tapi tidak untuk sekarang, emosinya terlanjur meletub-letub sampai-sampai mendiami suaminya sedari pulang kerja.Sean, dengan semangat membara mengatakan pada ibunya perihal kenyataan yang baru saja ia dengar dari ayahnya saat sepulang dari sekolah di perjalanan dalam mobil. Mengatakan jika om-nya yang bernama Vee Kanesh Bellamy adalah ayah kandung dari sahabatnya Lily Berna Samanta. Kenyataan itu tak ayak menikam hati Lala yang sejak Sean bercerita sudah terlanjur terjerumus di dalam, hingga kenyataan yang mulai tampak jelas itu terdengar begitu nyaring dengan cerococan khas anak kecil, membuat Lala tersenyum walau hatinya ngilu menahan pilu.
"John Jaeko, apa kamu mencintaiku?" tanya Lala mendadak dari arah belakang.
Jaeko yang sedari tadi diam membilu karena tak tahu kenapa istrinya mendiaminya dengan begitu lantas menoleh kebelakang karena vocal bertanya istrinya seperti orang pilu.
Mengambil langkah berdiri dengan seulas senyum, Jaeko pun menjawab. "Tentu saja mama Sean, pertanyaanmu menyakiti hatiku, oh!"Lala menghela napas, inginnya dijawab serius, tapi suaminya lagi-lagi ingin bercanda. "Jaeko, aku serius!!!" marahnya.
Jaeko tertawa lantas menggiring istrinya untuk mendekat dan dipeluk. "Astaga, aku sangat mencintaimu sayang." jawabnya serius.Lala melingkarkan kedua lenganya untuk mendekap Jaeko lebih dalam. "Aku punya permintaan. Apa kamu bisa menurutiku?" tanyanya terlebih meminta.
"Tentu saja, apapun!!"
Lala melepaskan rengkuhan hangat dari Jaeko di sore hari ini, ditemani bias cahaya yang menguning lewat celah jendela, ia tersenyum teduh hingga wajah yang tampak cantik itu semakin membuat suaminya terpesona.
"Apa kamu akan menyelamatkanku dari hukum apabila aku dituntut habis-habisan oleh orang yang sudah aku pukuli sampai babak belur?" tanya Lala lagi.
Jaeko sontak terhenyak, jangan lagi, itu pikirnya, mengingat dulu Lala yang pernah berurusan dengan aparat hanya karena kasus memukuli brandal SMA karena istrinya itu mendapati anak-anak dibawah umur memalak ibu-ibu di jalan.
"Sayang, apa yang kamu lakukan? Apa kamu berkelahi? Lagi?"
Lala menggeleng kuat. "Jawab saja Jaeko." rengeknya.Jaeko mengangguk kuat hingga berulang kali. "Pasti, akan aku lakukan apapun demi kamu." jawabnya.
Jaeko sangat mencintai istrinya, fakta itu sangat nyata. Lantas Lala yang mendapat jawaban itu tersenyum lebar hingga akhirnya memberikan kecupan singkat tepat pada bilah bibir suaminya. Jaeko rasanya ingin megurung istri tercintanya itu, namun sayang, Sean akhir-akhir ini selalu bergumbul dalam satu kasur.
"Sayangku, Jaeko-ku, ayo kita berkunjung ke rumah Kak Vee."
"Untuk apa?"
***
Rose tambah pusing saat sepagi tadi Laura mengatakan akan mengambil alih untuk acara penjemputan Jeffry. Alhasil, Rose yang memang hari ini sedang libur, terpaksa berdiam diri dirumah yang masih teramat asing baginya. Baru saja sehari, tapi hati Rose meronta-ronta dengan keras akan ketidak sukaannya dengan suasan ini. Ia belum terbiasa, atau mungkin memang perasaannya menolak untuk tinggal dibawah atap yang sama bersama mantan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUDDLE
Romance"Waah, hadiah di pertemuan pertama dengan satu tamparan, bukankah ini keterlaluan," racau Vee. "Harusnya kau menciumku, atau bagaimana kalau kita di ranjang saja, bukankah kau ahli untuk urusan seperi itu, Nona Rose?" Rose tercekat bagai menelan dur...