3. Lost

2.1K 182 8
                                    

"Gak ada!" Bintang berucap kecil, ia sudah mencari keseluruh sudut kamar. Namun kalung dengan bandul berbentuk Bintang itu tak juga ketemu.

Gadis itu bahkan berulang kali membongkar beberapa barang yang sekiranya mungkin terselip di sana. Namun tetap tidak ada. Hingga membuat nya begitu frustasi.

"Trus gimana?" Tanya Kena, ia tau bahwa kalung itu memang begitu berarti untuk Bintang.

"Kalung yang mana si? Emang lo pake kalung ya By?" Lave berujar, karna setaunya Bintang memang bukan tipe orang yang suka akan kemewahan. Sahabatnya itu lebih senang dengan hal-hal sederhana.

"Yang sering dia pake Ve, yang ada bandul bintangnya kan?"

Bintang mengangguk kecil atas apa yang di ucapan Alamanda, "Iya yang itu. Kalung dari Opah sebelum dia meninggal."

Ingatan nya terlempar saat beberapa hari sebelum jatuh sakit, Semesta memang memberikan cucu-cucu nya hadiah. Kalung berbandul Bintang untuk nya, dan yang berbandul Sabit untuk Bulan. Sedangkan Langit mendapat Gitar akustik bertanda tangan Jon bon Jovi. Salah seorang pentolan band asal Amerika serikat Bon Jovi itu memang menjadi kegemaran Sang kakak Laki-laki.

"Oh iya tau-tau, Gue pernah liat. Yang kaya gitu kan?" Lave menunjuk benda yang di pegang oleh seseorang. Benda yang bahkan sejak tadi sedang mereka bicarakan.

"Astaga! Bukan yang kaya begitu lagi. Tapi emang itu!"

Bintang ikut menoleh sama Manda berseru. Menatap kearah lelaki yang seingat nya sempat ia tabrak kemarin.

Apa dia yang mencuri nya?

Tubuh nya menegak, Bintang cepat-cepat menghampiri kerumunan yang terdapat beberapa orang Siswa. Termasuk lelaki itu. Di ikuti ketiga sahabat perempuan nya yang nampak begitu terkejut.

"Lo curi kalung gue?" Bintang berujar dengan nada dingin. Membuat mereka yang ada di sana sontak menoleh heran.

Gadis itu menunjuk kalung yang tengah di gengga. "Al-ta-ir?" Bintang nampak mengeja nama nya.

Lelaki yang di panggil Altair itu menolah, menatap Bintang tak kalah dingin. "Ini kalung lo?"

"Gak usah basa basi!" Bintang berseru kesal. "Balikin!"

"Lo punya sopan santun gak sama orang yang lebih tua?" Sinis Altair, menatap Bintang remeh.

"Al udah!" Komet menengahi. "Dia adik nya Langit!"

"Trus?"

"Lo mau di amuk Langit karna berurusan sama adik nya?" Bima berseru, "Langit temen kita Al, gak enak juga kalo lo berantem sama adik nya."

"Emang dia bakal ngadu?" Altair nampak menatap Bintang sekilas.
"Oh iya pasti ngadu lah, anak manja."

"Heh gue gak manja ya!" Bintang berucap kesal. Mata nya menoleh kesembarang arah hingga berhenti saat Langit mulai memasuki kawasan kantin.

"KOKO!" Teriak nya lantang. Membuat Langit yang ingin memesan makan sontak berbelok menuju kerumunan.

"Koko! Dia yang udah ambil kalung aku! Kalung dari Opah yang dari semalam aku cari!"

Altair terkekeh hembar. "Kata nya gak manja. Tapi ngadu."

Bintang membulatkan mata nya, menatap Altair tajam. Beralih pada Langit yang menggaruk alis nya bingung.

"Koko!"

"Emang bener lo ambil kalung Bintang Al?" Tanya Langit pelan, meski ia yakin bahwa teman nya itu tak akan melakukan apa yang di katakan Bintang.

CAHAYA UNTUK BINTANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang