42. Victory

1.8K 138 12
                                    

"BINTANG!"

Bruk!

Gadis itu terjatuh saat bola oranye besar menghantam dada nya dengan amat kasar, Bintang meringis saat dada nya terasa begitu nyeri.

Kepala nya mendongak, menatap kearah siswi dari tim lawan yang tengah menatap nya dengan senyum miring.

"Lemah"

Bintang menegang, apakatanya? Lemah. Ia menggeleng kecil. Bangun dari duduk nya dengan kepalan tangan.

Sejak kecil, Bintang di didik dengan keras. Dengan kata-kata tegas, dengan tangan yang siap melayang kapanpun Mentari mau saat ia bahkan hanya melakukan sedikit kesalahn.

Dan kini gadis di depan nya tadi mengatakan Bintang lemah?

"Bintang lo okey?" Ia mengangguk menggenggam tangan Adel gadis itu mengulurkan lengan nya, melirik kearah siswi bernama punggung Calista itu dengan sinis.

"Hati-hati dong! Kasar banget jadi cewe."

"Temen lo nya yang lemah, kena bola dikit aja langsung jatuh!" Gadis itu menyahut ketus, menepuk bahu Bintang dua kali.

"Ini baru permulaan Bintang, ya anggap aja sebagai balas dendam-"

"Sama apa yang udah lo lakuin sama pacar gue."

Bintang mengerutkan kening bingung, tak mengerti dengan apa yang Calista katakan.

Kedua nya mulai saling berhadapan, memulai kembali pertandingan yang sempat tertunda tadi.

"Nata? Lo gak lupa kan?"

Apakatanya? Nata? Bintang bahkan tak bisa melupakan bajingan itu dari kepala.

"Lo lakuin hal murahan ke gue kaya gitu cuma buat balesin dendam Nata?" Bintang menggeleng tak mengerti, menderible Bola yang ada di tangan nya dengan gesit.

"Iya, kenapa takut?"

Bintang mendengus kecil, mengoper bola besar itu pada Mila. "Gak penting," sahut nya. Berlari kecil meninggalkan Calista.

"Oh gak penting? Si cewe bahan taruhan ini ternyata udah ngelupain semua nya." Calista berseru, mengejar Bintang berupaya mengacaukan teknik sang lawan.

Bintang fokus, dia cuma mau ngecoh.

Gadis itu melirik kearah Calista sekilas, menganggap bahwa ucapan sang lawan hanya angin lalu.

Ia tersenyum lembut saat Kate kembali mencetak poin.

Kembali berlari, menderible bola dengan hati-hati menghindari serangan musuh.

Blas!

Dua poin berhasil Bintang cetak, lambat laun mengejar ketertinggalan Skors yang tadi sempat terjadi.

Mata nya melirik kearah Papan poin, saat angka dengan nama sekolah nya kembali turun, padahal waktu pertandiangn tinggal menghitung detik
43-42.

Dua poin, Bintang hanya butuh Dua poin untuk memenangkan pertandingan ini. Dua poin yang mampu mengunggulkan tim nya.

"Bintang!"

Ia menoleh, mengkap operan dari Kate dengan begitu mudah. Mendrible bola dengan amat lincah-

Deg.

Bintang terdiam. Saat Jantung nya seperti terpanah, tertusuk dengan amat cepat hingga membuat nya kesulitan bernafas.

Mata nya melirik papan waktu yang nampak mengabur, ia memiliki lima detik lagi sebelum semua nya benar-benar berahir.

"BINTANG!"

CAHAYA UNTUK BINTANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang