Nafas Bintang tercekat saat tau fakta bawah Altair dan Aurora bukan hanya saling mengenal, namun sudah saling berhubungan.
"Mereka putus baik-baik kan? Atau–"
"Gue rasa gak bakal ada istilah putus kalo hubungan baik-baik saja." Lave berucap pelan.
Mata nya menatap Bintang dalam, bersiap menceritakan semua yang ia tau mengenai mereka.
"Aurora mutusin Altair, dengan alasan– Dia gak mau punya pacar miskin."
Ia mengulum bibir yang merasa kering.
"Saat itu perusahaan bokap nya Altair, om gue emang lagi keguncang. Bahkan hampir bangkrut ya, untung nya gak sampe gulung tiker si.""Tapi Aurora gak mau tau, Aurora tetep mutusin Altair abis itu pindah ke Italia." Lave tersenyum masam.
"Gue sedih waktu inget gimana terpuruk nya Altair karna di putusin Aurora gitu aja. Au itu cinta pertamanya Alta."
"Lo tau gue sama Aurora sodaraan?"
Lave mengangguk kecil, "Altair juga tau, kalian itu keluarga Kencana."
Siapa yang tak mengenal anggotanya?
"Aurora– dia bener-bener busuk."
Tangan Bintang menggenggam jemari Lave, gadis itu menggeleng kecil. "Gak, Ka Rora bukan orang yang kaya gitu."
"Di pasti punya alasan kenapa ninggalin Altair–"
Ka Rora sakit.
"Lo bela dia karna kalian saudara By."
"Gue gak mungkin bela orang yang salah Ve, lo tau gue gimana?" Bintang berseru, menatap Lave dalam.
"Sebenernya itu juga alasan kenapa gue awalnya gak setuju Lo sama Altiar." Lave berucap pelan.
"Dia sodara gue, tapi lo juga sahabat gue. Gue takut dia cuma jadiin lo pelampiasan."
"Aurora itu cinta pertama–"
"Pelampiasan?" Bintang mencicit kecil.
"Tapi lo tenang aja, Altair bener-bener jatuh cinta kok sama Lo." Lave mencela, tak mau Bintang berfikir yang tidak-tidak.
"Gue mau jujur juga sama lo By–"
"Apa?"
"Gue bantuin Altiar buat deket sama Lo, gue‐- Gue buat taruhan sama dia. Kalo gue berhasil buat dia deket sama lo gue dapet hadiah—"
"Taruhan?" Bintang tertawa hambar, lagi-lagi ia harus menjadi seperti mainan untuk mereka.
"By–"
"Dapet apa sampe mau jadiin gue bahan taruhan Ve?" Gadis itu bertanya dengan nada rendah, terselip rasa kecewa yang tak terhingga.
Bukan hanya pada Lave, namun juga pada Altair.
"Tas dior."
Bintang mengangguk pelan. "Udah di kasih sama Alta? Mau gue bantu buat ngomong?"
"Udah– dapet dua. Lo mau satu?"
Anak Bungsu Angkasa itu menggeleng pelan, mengusap punggung tangan Lave dengan lembut.
"Lo seneng?"
"By maaf–"
"Gue gak masalah kalo lo seneng, makasih udah mau jujur."
~•~
Malam ini seperti apa yang tadi sempat di katakan Aurora bila kedua orang tuanya akan datang menjenguk Bintang.
Terbukti kini Bumi dan Aria tengah sibuk berbincang dengan Mentari dan Angkasa di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA UNTUK BINTANG (END)
Teen FictionRasi Bintang Aquila, Gadis yang menurut orang-orang paling beruntung di sejagat Raya, bahkan keberuntunganya melebihi besar nya Alam semesta. bagai mana tidak? lahir dari keluarga Kencana membuat nya seolah bak seorang tuan Putri Raja. kepintaran, k...