36. Beach

1.2K 124 8
                                    

Bintang mengulum senyum saat Mobil volkswagen minibus warna putih Biru sudah terparkir cantik di depan rumah nya.

Ia menoleh kearah Mentari yang tersenyum hangat, meski nampak masih tak rela melepas Bintang begitu saja.

"Tas lo gede amat." Manda berucap, saat Bima memasukan tas besar Bintang keadalam mobil. Membuat gadis itu terkekeh singkat.

"Iya, sekalian punya Koko– dia kan gak bareng sama kita. Dia nyusul sama Ka Senna."

Mereka mengangguk kecil, tersenyum sopan Pada Mentari yang mengantar Bintang kedepan rumah.

"Nanti Bintang nya di jaga ya Kena, kamu kan yang paling dewasa." Mentari mengusap lengan Kena lembut, yang sontak di balas senyum manis gadis itu.

"Iya tant."

"Bintang juga, jangan lupa makan, tidur nya teratur, vitamin nya di minum, jangan lupa solat–"

"Mah aku cuma dua hari di sana, mamah juga udah ngomong itu dari semalam.p" Bintang menyahut.

"Kaya anak nya mau Wamil aja dah."

"Wamil itu– wanita hamil?" Tanya Mentari, membuat ke tiga teman Bintang di sana tertawa kecil.

Duh tante Tari ini.

"Wajib militer Tante, kaya opah-opah korea gitu." Lave menjawab lembut.

Mentari mengangguk kecil, mata nya menatap kearah Altair yang menghampiri mereka. "Alta."

"Iyah Tant?"

"Bintang nya di jaga– kalo tante tau Bintang lecet sedikit aja. Tante gak restuin kamu."

Altair tertawa, merangkul Bintang hangat. "Uh pasti dong, sama Calon istri." Ia tersenyum lembut.

"Ayo sayang kita masuk mobil."

Bintang menepis tangan Altair, menatap lelaki itu malas. "Iyi siying misik mibili yiyiyi."

"Jijik tau gak!" Gadis itu berucap ketus. Yang malah di balas tawa Altair karna merasa gemas.

Berjalan kearah mobil setelah sebelumnya memeluk Mentari. "Aku berangkat ya Mah?"

"Iyah, hati-hati." Wanita itu melambaikan tangan di selingi helan nafas pelan.

Semoga Bintang baik-baik saja.

"Aku berangkat ya tant,"

"Dah tante."

"Jangan kangen sama Lave."

"Dadah calon mamah mertua."

Plak.

Bintang memukul kepala Altair, menatap tajam lelaki itu. "Jangan gitu kek! Malesin banget!"

"Kan omongan doa." Altair berujar, menatap Bintang yang duduk di samping nya.

"Tapi gak mau terkabul." Sahut Bintang.

~•~

Altair melirik kearah Bintang, di saat teman-teman nya yang lain tengah sibuk bernyanyi di selingi obrolan ringan gadis itu malah tertidur.

Dengan sebagian wajah tertutup topi hitam berbordir 'balenciaga' Bintang memejamkan mata, tangan gadis itu bertaut di depan dada dengan begitu nyaman dan—

Cit!

Mobil di rem secara mendadak membuat mereka terdorong sekilas kedepan, begitu juga Bintang yang langsung terbangun.

CAHAYA UNTUK BINTANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang