30. Anniversary

1.3K 133 11
                                    

Mobil Sedan hitam berhenti tepat di depan halte Kencana, membuat Bintang yang sejak tadi menunggu di sana mendengus kecil.

Setelah Langit berkata bahwa mereka tak bisa pulang bersama karna lagi-lagi sang Kakak pulang dengan Senna, Bintang harus menunggu Bulan yang menjemput nya.

Dan kini di hadapan nya, bukan mobil yang biasa Bulan kenakan. Si Mini cooper biru yang kadang kala menemani ia kemana-mana.

Pertanda Bulan tak datang sendiri.

Kaca mobil hitam di hadapan nya menurun menampilkan Bulan dengan seorang lelaki yang duduk di balik kemudi.

"Hai! Maaf ya lama, tadi macet benget." Bulan tersenyum lembut, menyuruh Bintang untuk segera masuk kedalam mobil. Duduk di kursi penumpang tepat di belakang Bulan.

"Kenalin By, ini Juniarka temen kampus aku cuma beda jurusan aja."

Juni nampak menoleh kebelakang, menatap Bintang dengan hangat. "Halo Bintang, salam kenal. Bulan udah cerita cukup banyak tentang kamu." Ucap nya lembut.

Mengingat ia dan Bulan memang sudah cukup lama dekat.

Tersenyum kikuk, Bintang bingung mau merespon bagai mana. Bila ia berlaku tidak sopan–– takut-takut lelaki di hadapan nya ini bukan hanya teman Bulan.

Namun Pacar, atau bisa jadi Calon kakak ipar nya. Bisa di cap jelek dalam jangka waktu yang panjang bila Bintang seperti itu.

"Bintang." Ucap Bintang, tak lupa tersenyum sopan.

"Panggil aja aku Mas Juni."

Bulan mengangguk setuju, nama yang cocok untuk menjadi pendamping nya kelak. Bulan-Juni. Ia terkekeh kecil membayangkan nya.

Ah Bulan ini, harapan nya ada-ada saja.

"Udah yuk jalan! Takut Langit sama Senna nunggu lama."

"Emang kita mau kemana?" Tanya Bintang, mengapa harus membawa nama Senna dan Koko bucinya itu?

"Mau ke Restoran Om Lintang, inget gak? Kalo Anniversary Mamah sama Papah pasti kita rayain di sana." Bulan Menjawab melirik Bintang sekilas.

"Emang hari ini Anniversary—"

"Kamu lupa?" Anak pertama Angkasa itu bertanya, yang sontak di jawab Bintang dengan gelengan kepala.

Ia memang lupa, bahkan tak meningat bahwa hari ini adalah hari penting untuk mereka.

"Jangan Bilang kamu juga belum nyiapin hadiah?"

Lagi Bintang menggeleng, "Aku bener-bener lupa. Lagain kenapa Cece gak ingetin aku?"

"Kamu kan udah gede. Masa hal sederhana kaya begini harus selalu di kasih tau!" Sahut Bulan malas.

"Terus gimana?" Tanya Bintang.

"Ya kalo di tanya, jawab aja lupa."

Bintang mengangguk mengiyakan, lagipun Angkasa dan Mentari tak mungkin akan Marah.

"Eh tunggu– kalo Cece sama Mas Juni, trus Koko sama Ka Senna. Aku sama siapa?"

Sendiri begitu? Saat mereka berempat— ah tidak berenam saling berpasang- pasangan ia benar-benar harus merasa sendiri?

"Ya kamu ngintilin Mamah sama Papah aja."

Apa chat Altair aja ya?
Ah engga nanti dia jadi besar kepala.
Tapi–

Bintang memijat kening nya bingung, saat suara-suara dalam kepala nya saling bersahutan.

"Bintang?"

CAHAYA UNTUK BINTANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang