32. Chek-up

1.9K 134 5
                                    

Menjadi seorang pengusaha sukses memang sebuah pencapaian yang menarik, punya banyak uang, rumah, barang mewah, bisa memiliki apapun yang kita inginkan tanpa bersusah payah.

Namun menjadi seorang pengusaha membuat Angkasa banyak kehilangan waktu berharga bersama keluarga, beberapa minggu bahkan Bulan bisa ia lewati tanpa mereka.

Sama seperti kini, di pagi hari ia sudah harus bersiap untuk pergi ke Jepang. Mengurus perusahana cabang milik nya di sana.

Mata nya menatap kearah keluarga nya satu persatu, Mentari, Bulan, Langit, dan Bintang yang sejak tadi sibuk dengan makanan nya.

"Enak banget kayanya pancake buatan Mamah sampe gak mau noleh sedikit pun." Mentari bergurau, membuat Bintang bergumam sesaat.

Pancake yang Mentari buat pagi ini memang murni keinginan nya, sejak kemarin setelah melihat foto makanan itu di salah satu sosial media.

Bintang menginginkan nya hingga semalam sebelum tidur ia meminta pada Mentari, yang dengan senang hati langsung di buati.

"Nanti papah bakal ke Jepang, sekitar satu minggu." Angkasa menatap kearah Langit. "Mamah, Bulan sama Bintang nya di jaga."

"Iya." Sahut Langit, sudah biasa memang sebelum Angkasa berpergian lelaki itu akan menitipkan pesan.

"Mau di bawain oleh-oleh apa?"

"Doraemon bisa gak si? Kalo gak Yuta NCT." Bulan menyahut, tertawa singkat.

"HAHA lucu lo mbul!"

Bulan memukul kepala Langit, menatap malas sang adik laki-laki.
"Dari dulu!"

"Aku mau itu aja pah, boneka kucing yang tangan nya gerak-gerak. Apa tuh– lupa." Langit nampak mengingat-ingat.

"Maneki Neko." Sahut Bintang tanpa menoleh, tetap fokus pada Pancake nya.

Duh soal makanan jadi nomer satu.

"Nah iya, biar banyak rejeki– nanti aku taro di mobil haha."

Angkasa mengangguk mengiyakan. Mata nya beralih menatap Bintang. "Kalo Bintang mau apa?"

"Papah pulang cepet dan selamat." Ucap nya pelan, jawaban yang sama setiap kali Angkasa berpergian.

"Okey, permintaan di kabulkan."

Suami dari Angkasa itu tersenyum lembut, menyolek bahu Bintang pelan.

"Byby liat papah deh, papah hari ini ganteng banget." Angkasa berseru, membuat Bulan dan Langit sontak menunjukan mimik ingin muntah.

"Papah emang selalu ganteng." Sahut Bintang sekena nya.

"Ih liat dulu, kata Mamah hari ini papah beda. Ganteng nya plus plus."

"Bintang–"

"Ahh papah ngabek nih!"

Bintang menghelanfas lelah, kepala nya mendongak bersitatap dengan Mentari yang tersenyum lembut.

Menoleh kearah Angkasa–

"TADA!" Lelaki itu merentangan tangan nya. Tersenyum amat lebar.

"Apa si pah?" Sahut Langit tak mengerti, bahkan ia dan Bulan menatap Angkasa dengan sorot tak terbaca.

"TADA!"

"Pah?" Bintang mencicit, menggeleng saat Angkasa terlihat aneh.

"Ish Bintang!"

"Bintang papah mau pamer hari ini pake dasi kupu-kupu yang kenarin kamu kasih." Mentari berucap, menjelaskan karna ketiga anak nya terlihat amat bingung.

CAHAYA UNTUK BINTANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang