49. Know

1K 129 30
                                    

"Cece pake selai apa?"

Bulan mendongak, menunjukan roti bakar dengan selai strawberry yang pagi tadi di buatkan Tata.

"Strawberry."

Bintang lantas membuka setangkup roti bakar yang ada di depan nya. "Kok aku pake selai kacang?"

Mata nya menatap kearah Tata dalam.
"Gak liat, kok aku pake selai kacang?"

"Gak liat?" Langit mencicit tak mengerti.

"Iya Bu-Ta." Sang adik menjawab dengan mimik serius. "Kenapa roti aku selai nya bukan Strawberry?"

"Bintang– kan biasanya juga Bintang makan nya pake selai kacang."

Gadis itu menoleh kearah Mentari, menggeleng kecil. "Tapi kesarang aku mau nya pake selai strawberry!"

"Kamu kan Alergi Strawberri By—"

Bintang makin mengerutkan kening dalam. "Alergi? Sejak kapan aku punya Alergi?"

"Bintang–"

Prang!

Piring berisi roti bakar berselai kacang yang ada di depan nya ia hempas, menimbulkan suara pecahan di susul beling yang berserakan.

Memotong ucapan Angkasa yang ingin bersuara.

"AKU MAU NYA ROTI SELAI STRAWBERRY! BU TA NGERTI GAK SI!"

Suara nya bergemuruh, memecah keheningan di pagi hari yang seharusnya tentram temaram.

Tangan nya terkepal erat hingga urat-urat nya terlihat. Mata nya menatap tajam satu persatu keluarga nya yang ada di sana.

Gadis itu berdecak kesal. "Udahlah aku sarapan di kantin aja!" Gadis itu bangkit, meninggalkan mereka yang menatap Bintang penuh tanya.

"Bintang jangan makan sembarangan!"

~•~

Altair menatap Bintang dalam, karna sejak tiga puluh menit mereka di sana. Keduanya hanya diam tanpa suara.

"Bintang–"

Gadis itu menutup buku Biologi yang tadi ia baca, melirik kearah jam dinding di atas rak buku fiksi yang berada tak jauh dari mereka.

Keduanya memang berada di perpustakan, mencari tempat sepi yang jauh dari keramaian.

"Katanya mau bicara?"

Menghelanfas pelan, Bintang meremas jemarinya gusar. Ia ingin namun meragu. Takut-takut tindakan nya ternyata salah.

"Alta lo kenal ka Aurora?"

Altair mengangguk cepat, "Kenal, Aurora yang waktu itu ketemu di Rs kan? Kan lo sendiri yang ngenali gue–"

"Sebelum itu? Jauh sebelum lo kenal gue. Lo lebih dulu kenal ka Aurora kan?"

Yang di tanya nampak membungkam, diam membisu. Sebelum menggeleng kecil. "Gak."

"Lo bilang lo suka sama gue Alta? Tapi kenapa bahong?"

"Gue gak bohong–"

"Gue udah tau semua nya, Ka Aurora itu masalalu lo kan? Dia ningalin lo ke  Italia karna bokap lo pengen bangkrut."

"Kalo udah tau kenpa masih tanya?" Altair mencela dengan nada rendah.

"Gue cuma mau lo jujur!" Sahut Bintang. "Biar gue juga bisa jujur. Biar kita sama-sama jujur."

CAHAYA UNTUK BINTANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang