Happy reading-!!
.
.
.
."Ini mau kemana neng?" Tanya supir taxi yang sedikit iba melihat Freya yang tak henti-hentinya menangis. Namun Freya tak menjawab pertanyaannya karena masih menangis. Dia benar benar tak menyangka akan mendapatkan perlakuan seperti itu dari Andra.
"Aduh neng, maap nih kalo saya lancang. Neng abis putus ya? Yang tadi itu pacarnya?" Tanya supir taxi itu dan mendapat gelengan dari Freya. Gadis itu masih setia menangis hingga akhirnya dering telepon mengalihkan pandangannya. Tertera nama Alga disana, cepat-cepat Freya menggeser tombol merah ke atas karena sedang tak ingin diganggu sekarang. Namun ponselnya kembali berdering, ia hendak menggeser tombol merah ke atas namun supir taxi itu bersuara, "angkat aja neng, mana tau penting." Freya pun mengangkat telfon Alga.
"Dimana?" Tanya Alga to the point.
"Dijalan." Ucap Freya dengan suara khas seperti orang habis menangis.
Alga mengerutkan keningnya diseberang sana karena mendengar suara Freya yang tak seperti biasanya jutek dan galak. Kali ini suaranya lebih pelan dan terdengar bergetar.
"Lo abis nangis?" Tanya Alga penasaran.
"Enggak."
Alga tak percaya dengan Freya. Ia pun menyuruh Freya agar datang ke rumah sakit untuk menemuinya dengan berbagai alasan sampai akhirnya Freya mengiyakan. Mereka pun memutuskan sambungan telepon.
"Pak, ke rumah sakit Radjasa." Ucap Freya pada supir taxi. "Siap neng!" Supir taxi itu pun berbelok ke kanan menuju rumah sakit.
⚪⚪⚪
Cklek..
Freya membuka pintu kamar inap Alga. Dilihatnya cowok itu terbaring di atas brankar tanpa melakukan apa-apa. Freya mendekat ke arah Alga lalu membantunya untuk duduk.
Alga menatap mata Freya yang sembab dan hidung yang merah seperti habis menangis. "Siapa yang bikin lo nangis?" Tanya Alga tiba tiba. Freya memalingkan wajahnya dan bergumam, "siapa yang nangis."
"Nggak usah bohong. Siapa yang bikin lo nangis?" Tanya Alga sekali lagi.
"Jadi keramas nggak sih? Kalo nggak jadi aku mau pulang." Freya hendak pergi namun tangannya dicekal Alga.
"Jadi." Freya pun langsung mengambil handuk Alga yang ada di dalam tas pakaiannya dan juga shampoo. Alga beralasan pada Freya untuk mengeramasinya karena kepalanya gatal, padahal aslinya tidak. Alga hanya ingin Freya datang menemaninya karena dia bosan dan juga tak ada yang menemaninya disini. Teman temannya sudah pulang dari lima belas menit yang lalu.
Mereka pun pergi menuju kamar mandi dan tentunya membawa infus. Freya menyuruh Alga untuk menundukkan kepalanya di wastafel lalu Freya menarik Shower dan membasahi kepala Alga. Setelah itu dia menuangkan shampoo ke rambut Alga dan mulai mengusapnya sampai berbusa. Setelah shampoo nya merata, Freya pun membilas kepala Alga dengan shower.
Freya mengelap wajah Alga yang wajah dengan handuk ditangannya lalu mereka keluar dari kamar mandi. Alga mendudukkan dirinya di sofa dan Freya berdiri dihadapannya untuk mengusap rambutnya dengan handuk.
Alga tak henti-hentinya menatap wajah Freya yang sedang fokus mengeringkan rambutnya. Tanpa sadar senyum tipis terukir di wajah Alga. Namun tiba tiba senyumnya pudar karena matanya tak sengaja melihat leher Freya yang merah keunguan. Alga menyingkirkan rambut Freya ke belakang dengan tangannya agar lehernya terlihat lebih jelas. Freya tak mengerti apa yang sedang Alga lakukan, dia tetap fokus mengeringkan rambut cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
أدب المراهقين"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...