Happy reading-!!
.
.
.
.
Dua minggu berlalu dengan tenang tanpa masalah apapun. Freya dan Alga menjalani hidup mereka dengan tenang. Beberapa kali Alga datang ke kelas Freya untuk sekedar bermesraan, atau terkadang mereka juga berpacaran di kantin, taman, dan perpustakaan.
Hari ini Freya memutuskan untuk tidak masuk sekolah dikarenakan sejak bangun tidur pagi tadi, ia merasa tak enak badan. Kepalanya pusing dan sejak tadi ia mual-mual tanpa henti.
Tubuh Freya terbaring lemas di atas kasur dengan wajah pucat pasi. Telapak tangannya mengusap pelan perutnya yang bergejolak seperti ingin mengeluarkan sesuatu, namun saat muntah pun tak ada yang keluar.
Freya tidak tahu menahu mengapa dia mengalami sakit seperti ini. Perempuan itu pun memutuskan untuk ke meja belajarnya dan membuka laptop dan mencari tahu tentang gejala yang ia alami di google.
Setelah mengetik beberapa kata, Freya langsung disuguhkan dengan banyak situs yang membahas tentang gejala yang dialaminya. Dia dikejutkan dengan satu situs yang menjelaskan tentang gejalanya.
"Hamil?" Gumam Freya. Ia membaca artikel itu secara keseluruhan tanpa ada satupun yang tertinggal. Semua gejala itu tertuju padanya.
Reflek Freya menjauhkan tangannya dari keyboard. Dadanya naik turun tak beraturan, serta tubuhnya yang mulai gemetar. Pikiran Freya kemana-mana, ia tak bisa berpikir jernih di waktu seperti ini.
"Enggak. Gue enggak mungkin hamil." Ucapnya mencoba menenangkan dirinya sendiri walaupun sulit. Dia membayangkan kembali bahwa dia dan Alga sudah melakukan hubungan intim.
Perempuan itu mencoba menenangkan dirinya dengan menarik napas dan menghembuskan perlahan. Cara itu tak efektif, lantas Freya menyambungkan headset dengan ponselnya, kemudian mendengarkan musik lewat alat itu. Ia mengeraskan volumenya kemudian memejamkan matanya erat-erat, harap-harap rasa panik itu hilang.
Freya teringat sesuatu. Dia akan memastikan sendiri apakah dia hamil atau tidak dengan menggunakan testpack.
Ia bergegas bangkit dari kursinya dan memakai hoodie hitam oversize serta celana bahan berwarna abu-abu. Freya melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Dia akan pergi ke apotek untuk membeli barang itu.
Tak butuh waktu lama untuk dia sampai di tempat tujuan. Freya langsung membeli barang itu tanpa banyak basa-basi.
"Pengantin baru, ya, mbak?" Tanya apoteker itu dengan ramah dan senyum hangat. Wajah Freya terlihat dewasa, jadi orang lain tidak akan tahu jika dia adalah siswi SMA.
Freya hanya tersenyum kaku. Perempuan itu langsung melakukan transaksi dan keluar dari apotek itu setelah membayar testpack yang ia beli.
⚪⚪⚪
Saat ini Alga sedang berada di sebuah gudang kecil bersama Reano yang sedang merokok di dalam sana. Alga duduk di salah satu bangku, sedangkan Reano berdiri dengan punggung yang bersandar pada dinding.
"Lo udah temuin keberadaan Andra?" Tanya Alga pada Reano yang dijawab dengan gelengan kepala.
Cowok itu menghembuskan asap rokok terakhirnya lalu membuang puntung rokok itu di lantai dan menginjaknya. "Gue udah minta bantuan sama anak geng sekolah lain buat nyari Andra, tapi sampe sekarang mereka belum dapet informasi apapun tentang Andra."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Dla nastolatków"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...