Happy reading-!!
.
.
.
.Kota jakarta tampak sangat padat penduduk. Orang-orang yang berlalu-lalang menggunakan kendaraan maupun berjalan kaki, membuat jalan itu terlihat sangat ramai dan berisik. Suara yang berisik membuat telinga seorang perempuan berdengung tak nyaman. Freya berjalan menjauh dari keramaian. Ia berjalan ke trotoar yang sedikit sepi dan tenang.
Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai tak tentu arah. Tatapannya kosong, wajahnya sembab dan terlihat bekas air mata di sekitar pipinya. Bibirnya pun pucat, serta rambut yang berantakan. Lingkaran hitam di bawah matanya membuat ia terlihat sangat menyedihkan.
Freya melangkah ke jalan raya hendak menyeberang. Tatapan dan cara berjalannya masih sama, seperti orang yang sudah tak memiliki gairah hidup.
Tin! Tin!
Suara klakson mobil pick up itu terdengar memekakkan telinga hingga membuat Freya menoleh ke samping. Tak ada ekspresi sama sekali saat ia melihat mobil itu melaju ke arahnya.
Hampir saja Freya tertabrak jika seseorang tak menarik lengannya dengan kuat. Mereka berdua terjatuh ke pinggir jalan dengan Freya berada di pelukan laki-laki itu.
Laki-laki itu itu mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Freya. Ia dengan tatapan marahnya menyorot ke arah perempuan di hadapannya.
"Lo mau mati?!" Bentak Alga tepat di depan wajah Freya.
"Jangan cuma mikirin diri sendiri, pikir juga bayi yang ada di kandungan lo, Freya!" Teriak Alga frustasi.
Freya melemparkan tatapan benci pada Alga. Dua manik indahnya berkaca-kaca karena air mata yang terbendung. Lidahnya seakan kelu saat bertatapan langsung dengan laki-laki itu lagi.
"Ayo pulang." Alga menarik Freya untuk berdiri, namun Freya malah menepis kasar tangannya. Perempuan itu berdiri sendiri berhadap-hadapan dengan Alga.
"Gue anter pulang, Frey."
"Aku enggak butuh tumpangan dari cowok brengsek kayak Kak Alga!" Ucap Freya menekankan pada setiap kata.
Freya hendak pergi, namun Alga mencekal pergelangan tangannya. Mereka beradu tatapan tajam tanpa ada yang mau mengalah salah satu. Alga keras, Freya juga bisa lebih keras, perpaduan yang cocok.
"Lo pikir gue bakal biarin lo pulang sendirian malem-malem gini? Enggak. Pulang sama gue." Ujar Alga ke sekian kalinya
"Enggak mau, Kak!" Freya memberontak, ia memukul-mukul tangan Alga agar melepaskan tangannya. "Lepasin!"
"Gue anter lo pulang, Freya!" Alga tetap pada pendiriannya. Ia tak akan melepaskan Freya sebelum perempuan itu menurut.
Freya sudah terlanjur emosi karena Alga terus memaksanya, lantas perempuan itu menampar pipi Alga dengan keras hingga wajah cowok itu menoleh ke samping. Dada Freya naik turun akibat napas yang tak stabil. Begitupun dengan Alga, cowok itu mengepalkan tangan dengan mata yang menyorot tajam ke arah Freya.
Tanpa pikir panjang, Alga langsung menggendong Freya ala bridal style dan membawanya pergi. Freya tak diam saja, perempuan itu memberontak, memukul-mukul pundak Alga bertubi-tubi dengan air mata yang tak kunjung usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Fiksi Remaja"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...