✨Algantara : bab 27✨

6.1K 339 15
                                    


Happy reading-!!
.
.
.
.

Rambut panjang berwarna hitam legam itu dikuncir kuda dengan membiarkan anak rambutnya terurai begitu saja. Dia menyampirkan satu tali tas ransel di pundak kanannya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.

Kaki jenjang itu melangkah keluar dari kamar. Dia menuruni anak tangga dengan cepat lalu berlari keluar dari rumahnya.

Melihat Freya berlari ke arah gerbang rumah, lantas pak satpam langsung membuka gerbang itu dan mempersilahkan Freya keluar.

"Nggak bawa skateboard, non?" Tanya pak satpam ketika melihat tangan Freya kosong.

"Enggak pak, udah dijemput temen." Ujarnya lalu keluar dari gerbang. Pak satpam mengangguk paham.

Sesuai janji, Alga sudah menunggunya di luar gerbang rumahnya dengan motor sport berwarna hitam. Freya bernafas lega ketika tak mendapati adanya Andra di sini. Untung saja dia menyuruh Alga datang lebih cepat.

"Pake." Titah Alga seraya memberikan helm berwarna pink pada Freya.

Tak mau banyak bicara, Freya langsung memakai helm itu. Sementara Freya memakai helm, Alga pun memilih menyalakan motornya sehingga terdengar suara khas motor sport yang berisik namun gagah.

Baru saja Freya mau naik, tiba tiba suara derum motor lain terdengar mendekat ke arah mereka. Dua insan itu menoleh ke asal suara.

Terlihat pengendara dengan motor sport berwarna hijau berhenti tepat di sebelah Freya sehingga kini gadis itu berada di tengah-tengah dua motor sport sekaligus pengendaranya.

Wajah Freya berubah menjadi panik ketika mengetahui pengendara itu Adalah Andra. Berbeda dengan Alga yang geram melihat wajah Andra.

Dua cowok itu saling melempar tatapan tajam mematikan. Freya jadi kelabakan sendiri. Kalau dia ikut Alga, Andra akan melaporkannya pada Sherina dan bisa saja cowok itu melakukannya hal diluar batas. Tapi jika dia ikut Andra, Alga pasti akan marah padanya dan merasa dipermainkan. Ah, serba salah jadi cewek cantik.

"Frey, naik." Titah Alga penuh penekanan, namun tatapannya tak teralih sedikitpun dari Andra.

Dengan ragu ragu Freya meraih pundak Alga untuk tumpuan saat naik ke jok motor agar tidak terjatuh. Namun pergerakannya terhenti ketika Andra dengan kasar menarik lengannya sehingga menjadi berhadapan dengannya.

Hal itu sontak membuat Alga semakin emosi. Tangannya mengepal kuat guna menahan emosi yang hampir meluap. Sungguh dia ingin menonjok wajah Andra sampai tidak terbentuk.

Freya menegang ketika Andra mendekatkan wajahnya ke telinganya. Bisikan Andra yang membuatnya lebih takut dan semakin menegang. Itu bukan sekedar bisikan biasa, tapi ancaman.

Setelah mengatakan itu, Andra menjauhkan wajahnya dari telinga Freya dan menyeringai saat melihat wajah Freya yang sudah pucat pasi.

"Freya, gue bilang naik!" Sentak Alga membuyarkan lamunan Freya.

Gadis itu menoleh cepat. "K-kak, aku bareng Andra aja. Kak Alga berangkat sendiri gapapa kan?" Ucapnya gagap.

Seperti yang disangka-sangka, Freya malah membuat Alga semakin naik pitam. Andra mengukir senyum mengejek untuk Alga yang dibalas tatapan tajam dari sang empu.

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang