Happy reading-!!
.
.
.
.11 jam sebelumnya.
Dentuman musik menggema di seluruh penjuru ruangan. Orang-orang menari dengan lihai di bawah lampu disko, mengikuti alunan musik. Beberapa dari mereka hanya duduk sambil menunggu alkohol. Sama seperti yang di lakukan seorang anak muda di meja paling ujung.
Terdapat dua botol tequila di meja Alga tanpa gelas. Laki-laki itu meneguk tequila langsung dari botolnya. Rambut acak-acakan, wajah memerah dan jaket hitam tergeletak di atas meja. Keadaan Alga sangat kacau.
Pertemuannya dengan Dany—Ayah kandungnya, yang tak direncanakan tadi sudah cukup membuatnya emosi. Ditambah lagi Dany melecehkan Bundanya dengan kalimat-kalimat kotor yang keluar dari mulut sampahnya itu semakin membuat Alga naik pitam.
Jika bukan karena Neva menghentikannya tadi, mungkin Alga sudah menghabisi Ayah kandungnya dengan kedua tangannya sendiri.
Terakhir kali Alga kacau seperti ini ketika dia duduk di bangku sekolah menengah pertama, kelas delapan. Pertama kali ia menyentuh dan mencoba rokok hingga kecanduan sampai sekarang.
Dulu jika Alga sedang kacau, ia selalu lari pada rokok karena menurutnya itu bisa meredakan stress dan emosi. Namun, saat SMA ia merasa rokok saja tak cukup menghilangkan stress, hingga ia berani mencoba alkohol.
Saat SMP Alga ketahuan menyimpan rokok di dalam kamarnya oleh Bunda dan dimarahi habis-habisan. Dan pertama kali ia ketahuan minum alkohol saat ia diantar pulang oleh Reano dalam keadaan mabuk berat.
Alga tidak kapok. Ia terus mencobanya, namun tidak segila saat ia sedang stress. Ia pun sudah mengurangi mengkonsumsi rokok dan alkohol agar tubuhnya tidak semakin rusak.
"Bangsat." Umpat Alga dengan mata sayu. Ia meneguk tequila itu lagi dan meletakkan botolnya di atas meja dengan kasar.
"Kenapa gue harus ketemu si tua bangsat itu lagi? Padahal gue udah mulai lupa sama dia." Gumam Alga dengan suara serak.
Mengingat dulu saat Dany Dan Diana masih bersama, membuat Alga tersenyum kecut. Dahulu, Dany seringkali bertengkar dengan Diana. Dany sering melontarkan kalimat-kalimat sampah yang membuat Diana sakit hati.
Dany tak segan-segan memukul Diana dan juga Alga jika mereka membuatnya marah. Laki-laki itu sangat tempramental, itulah mengapa Alga pun tempramental, namun ia bisa mengendalikannya.
Hampir setiap hari Diana selalu disiksa oleh Dany hingga tubuhnya penuh luka dan lebam. Alga menjadi saksi mata yang hanya bisa menangis dan memohon agar Ayahnya berhenti menyiksa Bundanya.
Hingga Diana menggugat cerai Dany ketika laki-laki itu tertangkap basah sedang bercumbu mesra dengan Sherina di dalam kamar mereka. Di situlah dunia Alga kecil mulai hancur berantakan.
Di tempat ini, Alga masih duduk ditemani dengan alkohol yang hanya tersisa setengah botol. Laki-laki itu menangis tersedu-sedu mengingat semua masa lalu kelam yang singgah beberapa saat di kepalanya.
Seorang cowok yang memakai hoodie hitam dengan tudung yang menutup kepalanya itu sudah lima belas menit berdiri di depan meja bar, dengan mata yang tertuju pada Alga.
Senyum puas terukir jelas di wajah tampannya. Andra memesan satu botol tequila pada bartender. Setelah tutup botol itu dibuka, Andra mencampurkan sesuatu di dalam botol alkohol itu. Ia memasukkan obat perangsang.
"Anter tequila ini ke cowok yang duduk sendirian di meja paling ujung sana. Bilang aja ini gratis." Titah Andra pada bartender. Ia memberikan tiga lembar uang merah untuk bartender laki-laki itu sebagai ucapan terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...