Happy reading-!!
.
.
.
.Para siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk menuju gerbang sekolah karena sekarang adalah jam pulang sekolah.
"Yakin gamau bareng Frey?" Tawar Steffany pada Freya yang sedang berdiri memegang skeatboard nya.
"Nggak, kan kita beda arah." Jawab Freya.
"Yaudah kalo gitu gue duluan ya, bye." Ucap Steffany sembari menaikkan kaca mobil nya dan menjauh dari kawasan sekolah. Steffany dijemput supir nya, kalau Dita sudah pulang duluan dengan dijemput mamanya tadi.
Saat Freya ingin berjalan pulang, tiba tiba ada motor sport hijau berhenti tepat di depannya. Freya mengerutkan keningnya menatap sang pengendara yang berhenti dihadapannya.
Si pengendara itu membuka helm full face nya dan betapa terkejut Freya melihat wajah si pengendara motor sport hijau ini. Gadis itu memundurkan langkahnya ketakutan. Freya hendak lari namun naas tangannya dicekal Andra. Ya pengendara motor itu adalah Andra, cowok yang sudah melecehkannya semalam.
"Lepasin gue brengsek!" Freya mencoba melepaskan cengkeraman Andra namun ia kalah tenaga.
"Frey gue bisa jelasin yang semalem." Andra mencoba membujuk Freya namun gadis itu tetap berontak. Ia sama sekali tidak tertarik mendengarkan penjelasan basi Andra. Sudah jelas jelas semalam dia melecehkan Freya, apa lagi yang mau dijelaskan? Dasar bodoh.
"Nggak ada yang perlu dijelasin Andra! Semua itu udah jelas!" Ucap Freya dengan emosi dengan air mata yang terbendung. Tak sedikit yang memperhatikan perdebatan mereka dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Frey, semalem gue bener bener khilaf. Gue lepas kendali Freya! Tolong maafin gue." Mohon Andra pada Freya namun gadis itu menggelengkan kepalanya tak percaya dan air matanya mengalir deras. Ia masih trauma dengan kejadian semalam.
"Lepasin gue!!" Teriak Freya sambil menarik-narik tangannya agar terlepas dari cengkeraman Andra. Namun bukannya melepaskan cengkeramannya, Andra justru membuat Freya kesakitan karena ia menguatkan cengkeramannya.
"Sakit Andra! Lepasin!" Freya menangis sesenggukan. Ia ingin sekali menghajar Andra sekarang, tapi jika sudah menangis dan ketakutan seperti ini badan Freya akan terasa lemas hingga tak kuat untuk menghajar seseorang.
"Gue bilang gue khilaf Freya! Lo masih belum ngerti?!" Andra membentak Freya dengan keras sampai gadis itu tersentak. "Seharusnya gue juga marah sama lo! Gue tanya lo ada hubungan apa sama Alga tapi lo sama sekali nggak jawab pertanyaan gue!" Lanjutnya dengan bentakan yang semakin keras.
"Nggak usah ngelak! Lo emang brengsek Andra! Lo bajingan! Lo nggak bisa ngehargain gue sebagai cewek!" Balas Freya dengan nada tinggi dan air matanya tak berhenti mengalir.
Andra benar benar tersulut emosi. Dia menarik kasar tangan Freya menuju motornya namun gadis itu kembali memberontak.
"Lepasin! Lepasin gue!"
"Ikut gue!"
"Nggak! Gue nggak mau!!"
"Gue bilang ikut gue Freya!!"
"Gue nggak mau brengsek!!"
BUGH!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...