Happy reading-!!
.
.
.
.Setelah kejadian di gudang tadi pagi, Freya jadi lebih banyak diam dan seperti orang linglung. Dimana Alga yang langsung mencium bibirnya dengan kasar. Sungguh, Freya ingin berteriak.
Tapi dia merutuki dirinya sendiri karena membalas ciuman itu. Padahal saat bersama Andra, dia malah menangis. Freya sangat malu! Dia berharap Alga tidak mengingat adegan di gudang itu.
Saat ini Freya sedang berada di dermaga. Menatap ombak laut yang tenang hingga menimbulkan suara khas air yang bertabrakan dengan karang. Angin malam berhembus menerpa wajah Freya, membuat rambutnya sedikit bergerak mengikuti arah angin.
Hari ini kafe tempat Freya bekerja sedang tutup karena pemilik kafe akan liburan ke Bali untuk beberapa waktu.
Freya sedikit lega karena dia bisa bersantai dan menikmati waktu sendiri. Karena udara semakin dingin, Freya memutuskan untuk pergi. Ia berjalan meninggalkan dermaga dan menuju tempat parkir.
Sesampainya di tempat parkir, Freya langsung menaiki motornya dan memakai helm. Segera ia melaju meninggalkan pantai.
Freya mengendarai motor dengan kecepatan penuh karena jalanan tidak terlalu ramai. Freya membelokkan stir motornya ke kanan, namun disaat yang bersamaan juga ada motor yang melaju kencang dari arah sana.
Mereka berdua menghindar, sehingga motor Freya menabrak tiang listrik, sedangkan motor orang itu menabrak pohon.
BRAK!
"Akh!"
Freya terbaring di aspal dengan motornya yang sudah tidak karuan. Gadis itu melepaskan helm dari kepalanya sehingga rambutnya tergerai bebas.
Dia bangkit dengan susah payah. Melotot menatap motornya yang berciuman dengan tiang listrik. Spionnya patah, bodinya lecet bahkan penyok dan knalpotnya rusak.
"Motor gue!" Pekik Freya.
Motor itu adalah motor kesayangannya. Dan sekarang rusak.
Kepalanya menoleh ke arah seorang pengendara yang baru saja berdiri. Kepalanya masih terpasang helm full face.
Gadis itu berjalan ke arahnya dengan murka. Tatapan tajamnya tak berhenti menatap sang pengendara yang sudah membuat motornya rusak.
"Gara-gara lo, motor gue rusak!" Teriaknya seraya melayangkan tendangan pada perut pria itu.
Karena lengah, pria itu tersungkur di aspal. Tak berhenti sampai situ, Freya kembali memukul-mukul kepala pria itu yang masih terbungkus helm.
"Itu motor kesayangan gue, bego!" Pekiknya lagi tanpa henti memukul pria itu.
"Aw.. aw, sakit! Minggir nggak lo?!" Pria itu mengaduh kesalahan.
Dengan sigap ia menahan kedua tangan Freya. Nafas kedua insan itu memburu. Dari balik helm-nya, pria itu tak berhenti menatap wajah Freya.
"Ini gue." Ucapnya, membuatnya Freya mengerutkan kening.
Pria itu melepaskan tangan Freya dan membuka helm-nya. Seketika Freya melotot. Pria ini tidak asing. Dia sering bertemu dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/256272547-288-k379254.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...