✨Algantara : bab 22✨

6.6K 255 25
                                    

Happy reading-!!
.
.
.
.

Malam yang sunyi. Alga sedang duduk di meja belajarnya dengan pikiran yang terarah ke satu arah. Sekarang sudah pukul dua malam, tapi ia belum tidur. Lampu kamarnya sudah mati, hanya ada lampu belajarnya yang menyinari.

Ia terus mengetuk pulpennya pada meja berulang kali, sampai akhirnya dia tersadar. Dia menatap jam dinding dan menghembuskan nafas kasar.

"Freya lagi apa ya," gumam Alga.

Sepersekian detik kemudian dia menggelengkan kepalanya. "Shit, kenapa gua kepikiran dia mulu sih?!" Alga merutuki dirinya sendiri.

"Argghhh!" Alga mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Masa gua kangen sama dia?"

Sedari tadi memang Alga hanya duduk diam karena memikirkan Freya. Seharian tidak bicara, rasanya sangat menyiksa baginya, tapi dia sendiri yang menjauhi Freya karena tak mau teringat bayangan itu.

Alga tidak tahu perasaan apa yang timbul dalam dirinya. Rasanya sangat aneh. Dia tersiksa saat tak berbicara dengan Freya seharian, dia seakan rindu pada Freya jika gadis itu tidak disampingnya dan dia juga tidak suka melihat Freya berdekatan dengan pria lain.

Sungguh perasaan ini menyiksa Alga. Cowok dingin dan kaku itu tidak tahu ini perasaan apa. Bahkan jantungnya berdebar saat berdekatan dengan Freya. Benar benar aneh! Alga tidak suka seperti ini.

Dia biasa saja saat berdekatan dengan gadis lain, bahkan sama Neva pun tak berdebar sedikitpun, hanya ada rasa nyaman sebagai sahabat.

⚪⚪⚪

Pagi ini Alga datang ke kelas Freya sebelum bel masuk berbunyi. Ia masuk begitu saja hingga membuat seisi kelas menjadi hening. Alga menghampiri meja Steffany.

"Freya mana?" Tanya cowok itu to the point.

"Belom dateng." Jawab Steffany seadanya.

"Ngapain nyariin Freya?" Celetuk Dita.

Alga hanya meliriknya sekilas, lalu pergi meninggalkan kelas itu tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Dita.

"Yee mentang-mentang kakak kelas, belagu banget!" Cetus Dita.

"Ihh Dita jangan keres-keres, nanti kalo dia denger gimana? Serem tau." Ujar Hani.

Dita menatap malas pada Hani. "Hani mending diem deh kalo nggak mau gue makan."

"Ihh kamu lebih serem daripada kak Alga." Hani bergidik ngeri. Gadis ini polos, sangat polos. Kepolosannya itu murni dari lahir. Sifatnya yang kelewatan naif membuat Dita takut dia kenapa-kenapa.

"Terserah lo Hani Maharani!" Dita menyerah.

⚪⚪⚪

Sudah jam istirahat, tapi Alga belum menemukan Freya. Ia sudah bertanya pada Steffany saat di kantin, tapi gadis itu bilang kalau Freya tidak masuk hari ini.

Sekarang Alga berada di taman belakang sekolah. Ia terus menatap kontak Freya. Jempolnya sudah beberapa kali ingin memencet, tapi ia ragu-ragu. Sampai akhirnya Alga memberanikan diri untuk meneleponnya.

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang