Happy reading-!!
.
.
.
.Pengendara motor berwarna hitam dengan kombinasi hijau itu melaju membelah jalan kota. Laki-laki itu berbelok ke kanan dan melaju lagi. Tiba-tiba saja ia mengerem motornya kala melihat dua insan yang tak asing di matanya.
Alvaro membuka kaca helm-nya agar dapat melihat dengan jelas. Di sana ia melihat ketuanya—Andra tengah memaksa seorang gadis untuk masuk ke dalam mobil miliknya. Alvaro tahu betul gadis itu adalah Freya—tunangan Andra.
Saat mobil mereka melaju meninggalkan tempat itu, secepat itu pula Alvaro membututi mereka. Dia memberi jarak sedikit jauh agar tak ketahuan jika sedang mengikuti mobil Andra.
Alvaro mengernyitkan dahinya karena mereka semakin jauh dari pemukiman warga dan juga tempat ini sangat sepi, tak ada satupun rumah di sini.
Mobil Andra berhenti di depan gudang lama yang terbengkalai, sedangkan Alvaro bersembunyi di balik pohon besar yang agak jauh dari gudang itu. Matanya tak berhenti menyorot ke arah mereka.
Laki-laki itu terkejut ketika melihat Freya digendong oleh Andra dan dibawa masuk ke dalam gudang itu. Perasaan Alvaro tak enak dan dia masih diam selama dua menit. Setelah itu ia tersadar dan menelepon Reano. Harusnya dia menelepon Alga, tapi ia tak punya nomornya.
Panggilan pertama dan kedua tak diangkat Reano hingga membuat Alvaro kesal. Sampai pada panggilan ketiga, Reano mengangkat telepon dengan suara serak khas baru bangun dari tidur.
"Ke jalan Manggis sekarang. Freya disekap sama Andra di dalem gudang kosong. Buruan, gue tunggu." Ujar Alvaro kemudian memutuskan sambungan telepon.
⚪⚪⚪
Seorang laki-laki baru saja keluar dari kamar mandi seraya mengusap rambutnya pakai handuk. Ia membuka lemari dan mengambil kaos hitam serta celana jeans panjang. Malam ini Alga berencana untuk berkumpul bersama teman-temannya di basecamp.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Alga menyisir rambutnya dan menyemprotkan parfum ke beberapa titik tertentu.
Pandangan Alga mengarah ke luar pintu kamarnya ketika mendengar suara pintu depan terbuka. Tiba-tiba saja Reano datang tanpa diundang dengan napas memburu.
Alga mengerutkan keningnya, sedangkan Reano masih berusaha mengatur napasnya agar normal kembali. "Ga, bahaya!"
"Bahaya apaan?" Alga tak mengerti.
"Barusan Alvaro nelfon gue, dia bilang Freya disekap sama Andra di gudang lama!"
Mata Alga sontak menyala. "Di mana lokasinya?"
"Jalan Manggis. Itu tempatnya sepi banget, enggak ada penduduk yang tinggal di sana." Ucap Reano.
"Brengsek!" Umpat Alga. Lalu ia menyambar jaket dan ponselnya. Saat tangan Alga ingin mengambil kunci motor, Reano sudah lebih dulu menyela, "naik mobil gue aja, Ga."
Mereka pun pergi dengan mengendarai mobil Reano. Alga membawa mobil seperti orang kesetanan sampai-sampai Reano istighfar berkali-kali.
Bermenit-menit kemudian mereka sampai di lokasi. Alga membuka kaca jendela mobil untuk berbicara pada Alvaro yang duduk di atas motor.
"Di mana?" Tanya Alga langsung pada poinnya.
Alvaro menunjuk ke arah di mana mobil Andra berada. "Sorry, gue enggak bisa bantu banyak." Ucap Alvaro merasa bersalah karena tak duluan pergi menolong Freya. Bukan tanpa sebab, tapi Alvaro tidak ingin menciptakan masalah antara dirinya dan Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...