Happy reading-!!
.
.
.
.
Cukup sulit bagi Freya dan Alga untuk menghadapi kenyataan ini. Kenyataan bahwa mereka akan menikah hari ini juga. Seperti saat ini, makeup Freya harus terus di touch up karena perempuan itu tak berhenti menangis."Kak, jangan nangis terus, ya?, nanti makeup nya luntur lagi." Ucap MUA yang masih sabar menghadapi Freya.
Freya mengangguk meskipun air mataya terus mengalir. Pundak Freya dipegang seseorang membuatnya menatap orang itu dari pantulan cermin. Itu Ara, dia tersenyum lembut pada Freya agar calon kakak iparnya itu tidak sedih lagi.
"Kak Freya, udah, ya, nangisnya? Bentar lagi acaranya mulai. Ara yakin, Kak Freya bisa ngelewatin semuanya. Ara bakal ada di samping Kakak terus." Tutur Ara lembut.
Freya membalas senyuman Ara dan mengangguk pelan. "Makasih, Ra."
Kemudian Freya pun dirias lagi oleh MUA yang super sabar ini. Perempuan itu tak lagi menangis setelah diberikan kalimat penyemangat dari Ara. Dia juga tak enak pada MUA yang tampaknya sudah lelah.
Sedangkan di ruangan lain, yaitu kamar Alga sendiri, ia tengah berlatih membaca ijab qobul bersama Ayahnya agar tidak salah-salah saat acara dimulai. Di sana tidak hanya ada Alga dan Ravindra, tapi juga ada Rama, Reano, Bima, dan Bryan yang memperhatikannya selagi ia berlatih.
"Saya terima kawin dan nik—"
"Kebalik, Ga!" Ucap sang Ayah kala Alga terbalik mengucapkannya.
Alga menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ini sudah kesekian kalinya ia salah-salah terus. Dia sampai emosi sendiri.
Siulan dari Bryan mengundang atensi dari berbagai pasang mata. "Saking geroginya mau nikah muda tuh, sampe kebalik. Awas ntar malah penghulunya yang lo nikahin."
Ucapan Bryan mengundang gelak tawa dari teman-temannya serta Ravindra juga. Berbeda dengan Alga yang mendengus kesal. Tidak tahu saja dia kalau belajar mengucapkan ijab qobul tidak semudah itu.
Alga pun kembali fokus berlatih lagi, jika nanti saat acara sesungguhnya dia salah sampai tiga kali, bisa-bisa pernikahan mereka batal.
Di sana, Rama berdiri bersandar pada dinding menatap Alga yang sedang berlatih. Cowok itu menghela napasnya pelan. Ada rasa sesak di dadanya setiap mendengarkan Alga yang berlatih ijab qobul.
"Akhirnya!" Ravindra tersenyum bangga dan menepuk pundak anaknya berkali-kali. Akhirnya Alga tidak salah lagi mengucapkan ijab qobul.
"Ayo, acaranya udah mau mulai." Ravindra beranjak dari duduknya, begitu juga dengan Alga. Cowok itu bersiap untuk menemui tamu-tamu undangan.
Tamu yang diundang pun sangat sedikit. Hanya teman-teman Alga, teman-teman Freya, keluarga dari pihak perempuan dan laki-laki juga, itupun tidak semuanya, hanya beberapa saja. Oh, iya, jangan lupakan Jihan dan Ajun yang juga datang karena diundang oleh Gilang.
Mereka semua sudah keluar dari kamar kecuali Alga dan Rama. Rama menghampiri Alga dan menepuk bahu temannya itu. "Semoga lancar."
Alga tersenyum tipis. "Thanks."
Acara akan dimulai. Kini Alga dan Freya telah duduk berdampingan di depan Arkan dan penghulu. Semua tamu undangan menunggu momen Alga mengucapkan ijab qobul.
Reano, Rama, Bima, dan Bryan hanya berharap agar Alga tak salah mengucapkannya. Bisa bahaya jika salah sampai tiga kali.
Alga dan Arkan sudah saling berjabat tangan. Alga tampak menarik napas dan menegakkan tubuhnya agar tidak terlalu tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Fiksi Remaja"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...