✨Algantara : bab 33✨

5.3K 295 25
                                    


Happy reading-!!
.
.
.
.

Sebuah motor sport hitam berhenti di depan gerbang rumah yang menjulang tinggi. Dia melepaskan helm full face-nya dan menyugar rambutnya.

Alis tebalnya yang terbentuk rapi itu melengkung heran. Biasanya jika ada janji, Freya sudah menunggu di luar sini, tetapi kali ini dia tidak ada.

Alga pun mengambil ponselnya untuk mengabari Freya. Jari-jarinya bergerak lincah dilayar ponsel, menekan satu-persatu huruf hingga membentuk sebuah kalimat.

Sesudah pesan itu terkirim, Alga menunggu sekitar tiga menit barulah pesannya terbaca. Freya tak menjawabnya, tapi meneleponnya.

"Frey, gue udah di depan."

"Kak, maaf banget. Hari ini batal dulu, ya?"  Suara Freya terdengar berbisik di seberang sana.

"Tiba-tiba?"

Helaan nafas Freya terdengar jelas. Gadis itu tak enak dengan Alga yang sudah menunggu di depan rumah padahal sang gadis pergi bersama pria lain.

"Andra, kak.."

Alga mengumpat. "Shit. Lo dimana?"

"Apartemen Andra."

"Shareloc. Gue jemput."

Di sana, wajah Freya berubah menjadi panik. "Jangan kak, bahaya kalo kakak dateng tiba-tiba. Andra nggak bakal macem-macem sama aku, calm."

Alga mendengus. "Gimana gue bisa tenang setelah dia ngancem lo kayak waktu itu, Freya?!"

"Shareloc atau gue cari sendiri?"

"Kak, please.."

"Freya."

"Aku takut, kak. Andra bakal marah banget kalo tau kak Alga jemput aku." Suara lirih Freya membuat Alga tak sampai hati.

"Fine. Chat gue kalo ada apa-apa." Ucap Alga lalu memutuskan sambungan telepon. Dia marah.

Kemudian dia melaju menjauh dari rumah Freya dengan kecepatan tinggi. Bolehkah dia cemburu? Bolehkah dia melarang Freya untuk dekat dengan Andra? Sepertinya tidak. Dia tak memiliki hubungan spesial dengan Freya. Disini dia hanya orang ketiga dengan cinta diwaktu yang salah.

Rahang Alga mengeras pertanda bahwa dia tengah menahan emosi. Ia meluapkan semuanya dengan menancap gas di atas rata-rata.

Mata elangnya menatap tajam ke depan. Alga semakin meningkatkan kecepatan motornya. Hingga tiba-tiba ada sebuah mobil pick up yang membawa banyak barang di belakangnya, melaju ke arah Alga.

Mobil semakin dekat, Alga tak sempat untuk menghindar, sehingga dia bertabrakan dengan mobil itu.

Alga dan motornya terlempar ke pinggir jalan, sedangkan mobil itu menabrak trotoar.

Suara teriakan histeris orang-orang di sana yang menyaksikan kecelakaan itu memekakkan telinga. Mereka bergerombol mendekati Alga dengan rasa prihatin. Ada juga yang memaki-maki sang pengendara mobil pick up karena mengantuk saat mengendara.

Di sana, Alga dengan sisa-sisa tenaganya melepaskan helm full face miliknya. Melihat itu, para warga bernafas lega. Untungnya Alga masih hidup.

Terdapat darah yang mengalir dari keningnya, serta luka di beberapa bagian tubuhnya hingga menyebabkan celana maupun jaketnya sobek.

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang