Happy reading-!!
.
.
.
.Taman yang sepi ini hanya terlihat dua insan tengah duduk berdiam diri tanpa sepatah katapun yang menemani. Suasana canggung menyelimuti mereka.
"Kak, mau ngomong apa sih? Udah sepuluh menit loh kita diem-dieman." Freya buka suara.
Alga menelan ludahnya susah payah. Dia memutar badannya menghadap Freya yang duduk di sebelahnya.
"Frey, gue nggak bisa munafik lagi soal perasaan gue." Kata Alga.
"Gue suka sama lo, Freya Agatha Alexander." Lanjut Alga.
Freya tertegun. Dia tidak menyangka Alga akan mengatakan ini, atau lebih tepatnya mengungkapkan perasaannya. Freya tidak tahu harus menjawab apa sekarang.
Tatapan Alga begitu teduh ketika menatapnya. Tatapan itu membuat Freya tak bisa mengalihkan pandangannya. Lagi dan lagi mereka saling menatap dalam diam.
Di satu sisi, Freya senang ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Ya, Freya juga menyukai Alga, entah sejak kapan perasaan itu tumbuh.
Tapi di sisi lain, Freya sedih. Dia dan Alga tidak akan bisa bersama jika dia terikat hubungan dengan Andra.
Freya menarik nafasnya dalam-dalam. Setelah memantapkan diri, Freya memutuskan untuk confes juga.
"Kalo boleh jujur, aku juga punya perasaan yang sama. Nggak tau sejak kapan aku udah jatuh sama kakak." Ucap Freya pelan.
Jantung Alga seakan berhenti berdetak. Dia tidak menyangka jika ternyata Freya juga menyukainya. Ini tandanya mereka berdua akan menjalin hubungan spesial.
"Jadi.. lo juga suka sama gue?" Tanya Alga hanya sekedar memastikan.
Mendapat anggukan dari Freya seketika senyum Alga mengembang. Hatinya berbunga-bunga saat ini.
"Jadi, sekarang kita—"
"Kita nggak bisa kak." Freya menyela.
Detik itu juga Freya melunturkan senyum Alga. Di detik yang sama dada Alga terasa bergemuruh.
"Aku udah tunangan sama Andra dan pada akhirnya aku juga bakal sama Andra. Perjodohan ini udah diatur sama Mama. Aku nggak bisa nolak, kak." Tutur Freya.
"Kita ditakdirkan cuma untuk saling menaruh perasaan, tapi enggak untuk bersama." Lirih Freya.
Dada Alga naik turun mendengar penuturan sang gadis. Dia menggenggam kedua tangan Freya dengan erat dan berkata, "no, Frey. Gue nggak peduli. Even orang itu Andra, nggak ada seorang pun yang bisa pisahin kita."
Freya cukup tersipu mendengar perkataan laki-laki yang sedang menggenggam tangannya.
"Tapi kak, nggak mungkin bagi aku buat jadi pemegang dua hati laki-laki."
Alga menggeleng. "Lo cuma boleh pegang hati gue, not Andra. Gimanapun gue pemenang hati lo, Freya."
Frey menghela nafas resah. Pikirannya berkecamuk memikirkan semua ini. Gadis itu menunduk karena tidak tahu harus menjawab apa lagi. Dia juga tak sanggup lagi menatap netra gelap milik Alga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...