Happy reading-!!
.
.
.
.Alga sudah sampai di apartemennya. Ia merebahkan tubuh Freya di atas kasur. Sesudah itu, Alga beralih melepas jaketnya dan mengambil kotak obat di dalam laci nakas.
Untungnya Freya memakai celana yang longgar, jadi Alga bisa dengan mudah mengobati lukanya.
Pertama-tama ia menggulung celana Freya ke atas hingga batas paha. Lanjut dia melepaskan jaket Freya dengan hati-hati agar tak mengenai luka yang ada di tangan gadis itu.
Setelah itu, Alga membersihkan luka Freya menggunakan alkohol dan diobati menggunakan obat merah.
Ia melakukannya di titik-titik yang terdapat luka dengan telaten. Setelah selesai, Alga memasukkan kembali obat-obat itu ke dalam kotak obat dan disimpan di laci nakas.
Alga memandangi wajah Freya sangat lama. Wajah yang tidak pernah bosan dilihatnya. Tatapan Alga turun pada bibir Freya yang terbuka sedikit.
Dia menyentuh benda kenyal itu pakai ibu jarinya. Sial, Alga jadi teringat adegan di dalam gudang. Dia belum minta maaf pada Freya soal itu.
Tapi, Alga baru sadar jika Freya membalas ciumannya saat itu. Ciuman itu membuatnya candu.
Bolehkah Alga merasakannya lagi? Oh, Alga, jangan gila.
Alga tersadar dari lamunannya. Ia menampar wajahnya sendiri sambil bergumam, "jangan gila lo, Alga!"
Segera Alga bangkit dari kasur. Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi malam termasuk hobi Alga. Menurutnya, tidur dalam keadaan segar itu terasa sangat nyaman.
Lima belas menit kemudian Alga telah menyelesaikan ritual mandinya. Dia membuka lemari dan mengambil satu kaos berwarna hitam. Sangat cocok dipadukan dengan celana pendek selutut yang berwarna hitam juga.
Alga mengusap-usap rambutnya yang masih basah dan sesekali menyisirnya ke belakang pakai sela-sela jarinya. Dia terlihat semakin tampan sekarang!
Disaat yang bersamaan, Freya sudah sadar. Gadis itu membuka matanya perlahan dan sedikit meringis merasakan sakit di tengkuknya.
Melihat Freya sudah sadar, Alga pun langsung menghampirinya berniat membantunya untuk duduk. Namun Freya justru terkejut.
"Kenapa?" Tanya Alga panik.
"Kak Alga ngapain di sini?!" Tanya Freya sembari menarik selimut menutupi tubuhnya.
"Ini kan kamar gue."
Seketika Freya membulatkan matanya. Dia menatap ke seluruh isi kamar ini. Sesaat kemudian Freya membuka mulutnya hendak berteriak.
"Aa—hmph!"
Alga membekap mulut gadis itu dengan kuat. "Jangan teriak! Ntar gua disangka lagi ngapa-ngapain lo sama tetangga!"
Setelah dirasa Freya sudah diam, Alga menyingkirkan tangannya dari mulut Freya. Dia beralih pergi menggantung handuknya.
"Kok aku bisa di sini?" Tanya Freya.
"Tadi lo pingsan abis digebuk sama preman." Jawab Alga sembari menjawab pesan dari Reano.
Freya memegang tengkuknya yang memang terasa lumayan sakit. Coba saja dia tidak pingsan, pasti dia akan menghajar mereka semua sampai tumbang.
Alga berjalan mendekat sembari menuturkan, "lo nginep di sini aja. Besok pagi gue anter pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Ficção Adolescente"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...