Happy reading-!!
.
.
.
.
Malam berganti pagi, laki-laki yang sedang tidur di sofa itu menggeliat kecil. Kelopak matanya terbuka perlahan hingga terlihat netra tajamnya. Alga menguap dan meregangkan otot-otot tubuhnya. Ia pun bangkit dan melipat selimut yang ia pakai semalaman. Alga menyimpan selimut itu ke dalam lemarinya. Sesudah itu, ia duduk di tepi kasur dengan mata yang menatap wajah Freya yang tertutup rambut panjangnya.Dia menyingkirkan rambut itu kemudian mengusap lembut pipi Freya. Dengkuran halus Freya membuat Alga tersenyum kecil. Puas memandangi sang pujaan hati, Alga beralih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak butuh waktu lama, Alga sudah menyelesaikan ritual mandinya. Saat pintu kamar mandi terbuka, semerbak aroma sabun serta shampo yang khas menyebar ke mana-mana. Sayangnya Freya tak bisa mencium aroma itu karena dia masih setia terlelap di atas kasur empuk Alga.
Selesai mengganti pakaian, Alga berjalan keluar kamar dan menuju dapur. Ia berniat membuatkan sarapan untuknya dan juga Freya. Alga membuka pintu kulkas dan mengambil dua potong roti tawar serta selai kacang. Ia memasukkan dua roti itu ke dalam pemanggang roti. Sambil menunggu roti itu matang, Alga membuat kopi untuknya dan untuk Freya.
Roti itu naik ke atas, tanda bahwa sudah matang. Alga pun langsung mengambil roti itu dan ia letakkan di atas piring. Alga mengolesi permukaan roti yang garing dengan selai kacang.
"Pagi, Kak." Sapa Freya dengan suara yang serak.
Alga mendongakkan kepalanya dan tersenyum tipis. Ia memberikan sepiring roti panggang untuk Freya beserta secangkir kopi.
"Sarapan dulu." Ucapnya.
Mereka pun duduk di meja bundar yang kecil itu sambil melahap sarapan pagi ini. Tak ada pembicaraan di antara mereka, keduanya sibuk dengan makanan masing-masing.
Alga menatap Freya cukup lama, hingga akhirnya dia membuka topik obrolan. "Gue mau pergi belanja kebutuhan dapur, lo mau ikut?" Tanya Alga.
Freya berpikir sejenak. Ia takut bertemu dengan Andra di luar sana. "Aku di apart aja." Jawab Freya pelan.
Alga meminum kopinya dan beranjak dari kursi. Ia telah menghabiskan sarapannya, jadi sekarang ia akan pergi ke supermarket. Setelah Alga masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian, Freya segera menghabiskan roti dan kopinya.
Suara notifikasi mengalihkan pandangan Freya. Ponsel Alga tertinggal di atas meja makan. Gadis itu tak sengaja membaca pesan yang baru saja masuk. Nama pengirim itu adalah Neva, teman kecil Alga.
Neva:
Kata Bunda, lo lagi di apart, ya?
Gue ke sana, ya? Gue bikin cookies kesukaan lo nih.Aneh, Freya merasa ia sedikit kesal setelah membaca pesan singkat dari Neva untuk Alga. Ia mendengus kesal dengan alis yang menukik tajam.
Roti dan kopinya sudah habis. Freya pun menyusul Alga ke kamar. Bersamaan saat Freya ingin masuk ke kamar, Alga pun baru saja mau keluar dari kamar.
Alga hanya diam menatap sang gadis sampai membuka suara. Freya menatap laki-laki di depannya dan dengan ragu-ragu menyerahkan ponsel laki-laki itu. Alga pun langsung mengambilnya.
"Kak Neva ngechat tuh, katanya mau bawain cookies kesukaan Kak Alga." Ucap Freya ketus. Saat bagian 'cookies', Freya sangat menekannya hingga sangat terlihat bahwa ia sedang cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Ficção Adolescente"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...