Happy reading-!!
.
.
.
.Langit sudah gelap. Jalanan semakin ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Tadinya Rama ingin mengajak Freya makan di restoran, tapi Freya menolaknya. Gadis itu menyarankan untuk makan di pinggir jalan saja.
Di pinggir jalan banyak sekali pedagang kaki lima. Freya mengajak Rama untuk makan sate ayam favoritnya. Kini mereka sedang duduk sambil menunggu makanan disajikan.
"Lo emang suka makan di pinggir jalan?" Rama bertanya. Dia pikir Freya adalah tipe perempuan yang tidak suka makan makanan pinggir jalan.
"Iya. Makanan pinggir jalan enak-enak." Ucap Freya. "Kenapa? Kak Rama nggak suka, ya?"
Rama menjawab, "suka."
Freya menyapu pandangannya pada jalanan yang ramai kendaraan. Suasana malam adalah kesukaan Freya.
"Gue boleh nanya?" Rama berujar.
"Boleh. Mau nanya apa?"
"Lo sama Alga pacaran?"
Pertanyaan itu sontak membuat Freya menegang. Kenapa Rama menanyakan itu? Apa dia dan Alga terlihat seperti orang pacaran?
Freya berdeham untuk menetralkan ekspresinya. Kemudian dia menjawab pertanyaan Rama dengan tenang.
"Enggak. Aku sama kak Alga itu cuma temenan doang. Nggak ada hubungan apa-apa." Ucap Freya.
Mendengar jawaban Freya, membuat Rama bernafas lega. Artinya dia masih punya kesempatan untuk mendekati Freya.
"Silahkan dinikmati, mas, mbak." Penjual sate itu meletakkan dua porsi sate di atas meja.
"Makasih, Kang." Ucap mereka.
Mereka pun mulai menyantap sate itu dalam diam. Rama itu cowok kaku yang susah mencari topik pembicaraan. Kalau Freya, dia memang tidak begitu akrab dengan Rama, jadi rasanya agak canggung.
⚪⚪⚪
Di dalam ruangan bernuansa putih, serta tercium bau obat-obatan yang menyengat, terdapat seorang laki-laki dengan wajah penuh kekesalan. Dia Alga. Entah apa yang membuatnya kesal malam ini.
Bahkan makanan yang diantar oleh suster tadi, tak sedikitpun dia berniat untuk menyentuhnya. Seharusnya Alga sudah minum obat, tapi dia belum meminumnya.
Berulang kali Alga mengecek ponselnya. Dia sedang menunggu Freya, tapi gadis itu tak kunjung datang. Membaca pesannya saja tidak. Alga sudah menelepon Freya berkali-kali, tapi ponsel gadis itu tidak aktif.
Sungguh ini membuatnya kesal. Besok adalah hari minggu, dia mau Freya disini menemaninya.
"Lo kemana sih?" Gumam Alga.
Selang beberapa menit, ponsel Alga berdering. Tertera nama gadis yang ia cari sedari tadi. Secepat kilat dia mengangkat telepon itu.
"Hal—"
"Lo kemana aja sih? Gue telfon dari tadi nggak diangkat-angkat. Chat gue juga nggak lo baca sama sekali. Lo sengaja mau bikin gue kesel?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teenfikce"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...