✨Algantara : bab 60✨

1.3K 55 4
                                    


Happy reading-!!
.
.
.
.


Hari-hari Freya berjalan tak selancar sebelumnya. Tiap langkahnya ia terus mendengar cacian orang-orang tentangnya yang menyandang status sebagai anak seorang pelacur. Freya sangat stress, kepalanya seperti akan meledak.

Dia dirundung habis-habisan oleh teman-temannya, ditambah lagi hubungannya dengan Alga sudah kandas karena suatu fakta menyakitkan. Penderitaan di hidup Freya seperti tak ada ujungnya, membuat dia semakin depresi.

Fakta paling menyakitkan adalah Alga mengakhiri hubungan mereka dalam keadaaan Freya mengandung anak mereka. Setiap malam perempuan itu duduk di pojok kamarnya menumpahkan seluruh rasa sakit yang tertahan di dada.

Wajah pucat pasi, bibir kering, mata panda yang sembab, menjadi ciri khas Freya akhir-akhir ini. Beberapa kali ia berpapasan dengan Alga, namun laki-laki itu enggan menatapnya barang sedetik pun. Hati Freya sakit seperti disayat pisau berkali-kali.

Seperti saat ini, ia berada di salah satu bilik dalam toilet. Selesai buang air kecil, Freya beranjak keluar, tetapi suara di luar mengurungkan niatnya.

"Gue enggak ngerti lagi deh sama Freya. Kok dia masih berani sih tunjukin mukanya di sekolah setelah ketauan kalo dia anak pelacur. Gue sih malu banget, ya."

"Sumpah gue enek banget liat mukanya di kelas. Apalagi temen-temennya yang sok ngebelain dia itu, gue tau tuh pasti mereka cari muka doang."

"Nyokapnya aja lonte, gimana anaknya coba? Hahaha, pasti udah pernah dipake sama om-om."

"Bukan pernah lagi, itu mah udah rutinitas, hahaha." Setelah kalimat terakhir itu mereka terbahak keras kemudian keluar dari toilet.

Di dalam bilik, Freya mencengkeram roknya erat dengan mata yang memanas. Perempuan itu menangis tanpa suara agar tak ada yang mendengarnya.

"Ya Tuhan, Freya udah enggak kuat." Suaranya bergetar seiring dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.

Di tempat lain yaitu kantin tampak ramai dengan orang-orang yang tengah makan siang. Suara riuh yang memekakkan telinga itu menjadi ciri khas kantin.

Anak Grixen tengah berkumpul di sebuah meja, sedangkan Alga pisah meja bersama Neva. Mereka tengah makan berdua dan bersenda gurau.

Saat tengah asik makan berdua, tiba-tiba kerah Alga ditarik kasar sampai membuatnya berdiri. Bogem mentah mendarat mulus di pipi kiri Alga sampai laki-laki itu terhuyung ke belakang.

"Anjing, maksud lo apa?!" Teriak Alga tak terima.

Rama berdiri tegak dengan wajahnya yang memerah marah. Alisnya menukik tajam serta urat dilehernya mencuat keluar.

Ia menghampiri Alga dan mencengkeram kerahnya lagi. Alga tidak diam begitu saja, ia ikut mencengkeram kerah Rama. Dua insan itu tampak dikuasai emosi mereka masing-masing.

"Cewek lo dibully habis-habisan, dan lo di sini enak-enak berduaan sama cewek lain?!" Desis Rama.

"Bukan urusan lo, anjing." Balas Alga.

"Kenapa? Lo malu setelah tau pekerjaan nyokap Freya?" Sarkas Rama.

"Lo tau gimana keadaan Freya setelah dibully satu sekolah?" Rama terkekeh sinis, "lo pasti enggak mau tau kan? Cowok bangsat!"

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang