✨Algantara : bab 3✨

10.8K 414 6
                                    

Happy reading-!!
.
.
.
.

Semua akan berubah seiring berjalannya waktu

⚪⚪⚪

"

Gue paling benci sama orang yang sok kayak lo!"

Freya membuka matanya, menatap tak kalah tajam pada alga. "Dan aku paling benci sama orang yang emosi cuma gara gara hal sepele!" Ucap Freya menekan setiap kata. Alva semakin emosi di buatnya. Ia melayangkan tangannya yang terkepal hendak memukul Freya.

"Aku juga paling benci sama cowok yang kasar sama cewek!" Freya mencekal tangan alga yang hendak memukulnya. "Banci!" Desis Freya, menghempaskan tangan alga lalu pergi meninggalkannya sendirian. Alga mati Matian menahan emosinya saat di Katai banci. Berani sekali gadis itu melawannya, pikir alga. Freya sudah membangunkan singa yang sedang tidur, maka ia juga harus bisa menidurkannya kembali.

"Freya Agatha Alexander," alga menjeda perkataannya.

"Gue bakal buat hidup lo sengsara" alga menyeringai. Seperti sudah merencanakan sesuatu yang sangat sangat menguntungkan baginya. Tentu saja rencana itu tertuju pada Freya. Soal nama, tadi alga tak sengaja melirik name tag Freya.

~Algantara~

"Yaelah bro mending lo sama Bianca aja, itung itung bantuin si bos." Ucap seorang cowok yang sedang melahap gorengan di hadapannya, Reano Ervan Andreson namanya.

"Yeee tai lo bukannya bantuin!" Bryan menoyor kepala Reano.

"Lagian ya buaya kayak lo nggak mungkin bisa serius sama satu cewek" sahut seorang cowok yang sedang bermain game tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Bima Arkarino Atmaja.

"Nah bener tuh kata kuku Bima! Lo hitung udah berapa ekor cewek yang nangis gara gara lo!"

Bryan menghitung dengan jarinya sembari melihat ke atas mengingat nama nama cewek yang pernah jadi korbannya. Setelahnya ia menyengir menatap kedua temannya.

"Kenapa lo nyengir nyengir? Senyum lo serem setan!" Reano memasukan bakwan ke dalam mulut Bryan secara paksa.

"Kampret lo nyet!" Bryan dengan susah payah mengunyah bakwan yang ukurannya cukup besar lalu menelannya.

"Berapa yan?" Tanya Bima sesekali melirik ke arah mereka lalu kembali fokus pada game nya.

"Sembilan puluh sembilan cewek" ucapnya sembari meneguk es jeruk nya hingga tersisa setengah gelas.

"Sembilan puluh sembilan cewek, terus lo mau jadiin dia yang ke seratus hah?"

"Yoi lah, menurut gue dia lebih menantang buat gue dapetin!" Bryan menaik turunkan alisnya sembari tersenyum.

"Gila lo!" Reano memukul lengan Bryan.

"Tau lo! Emang lo pikir hati cewek tuh kayak tisu? Habis lo pake langsung Lo buang?!" Ujar Bima yang masih saja asik dengan game nya.

"Sok bijak lo kuku bima!" Bryan menoyor kepala Bima.

"Sialan lo, gue emang bijak!" Bima tak terima, ia menoyor kembali kepala Bryan.

"Nggak lo bego!"

"Lo yang bego!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Looooooo!!!!!" Teriak mereka berdua sembari saling memukul satu sama lain.

"Berisik!" Suara tegas itu membuat mereka diam dan kembali ke posisi masing-masing. Sedangkan Reano hanya menggeleng melihat tingkah teman mereka yang tak pernah akur.

"Sekali lagi gue denger kalian berisik," cowok itu menjeda ucapannya, Ia melihat ketiga temannya satu persatu. "Gue tebas lo berdua!" Ucap cowok itu tajam. Rama Arion Adhitama, cowok yang di kenal bersifat tak jauh beda dengan alga, bedanya Rama tak memukul wanita. Ia adalah wakil ketua GRIXEN namun, walaupun jabatannya adalah wakil ketua, dia juga sering berselisih pendapat dengan ketuanya, Algantara Zean Erlangga. Hingga berakhir perkelahian bringas.

~Algantara~

"Erlangga?!" Pekik Steffany saat mendengar penjelasan dari Freya. "Berisik stef! Ini perpustakaan!" Ujar Freya pelan, pasalnya semua murid yang sedang membaca di sana menatap mereka tak suka.

"Eh sorry sorry," Steffany mengatupkan kedua tangannya di depan dada meminta maaf kepada penghuni perpustakaan.

"Seriusan marga Erlangga?! Lo nggak salah baca?" Tanya Steffany tak percaya.

"Iya!" Ucap Freya malas, memangnya ada apa dengan marga Erlangga? Mengapa Steffany begitu terkejut?

"Frey, lo jangan cari masalah lagi sama dia kalau masih mau sekolah di sini." Steffany menggenggam kedua tangan freya.

"Kenapa?" Freya tak mengerti maksud Steffany agar tak mencari masalah lagi dengan kakel kasar itu.

"Dia anak pemilik sekolah frey! Algantara Zean Erlangga anak dari Ravindra Erlangga pemilik sekolah SMA Garuda!" Jelas Steffany menahan suaranya agar tak berteriak. Freya tercengang, dia bilang apa tadi? Anak pemilik sekolah? Oh God! Tamat sudah riwayat Freya. Pantas saja tadi dia merasa familiar dengan marga itu.

"Frey, mulai sekarang lo harus hindari kak alga! Beasiswa lo bisa aja di cabut, atau paling parah... Lo bakal di keluarin dari sekolah," ucap Steffany sedikit tak tega mengatakan itu pada Freya.

Gadis itu tersandar lemas di sandaran kursi, ia menatap kosong ke arah meja. Bagaimana sekarang nasibnya?

"Emangnya kenapa aku harus takut sama kakak?! Kakak bukan tuhan yang harus di takuti! Lagian kakak juga bukan anak pemilik sekolah!"

"Banci!"

Freya menggelengkan kepalanya ketika kilasan kejadian tadi melintas di kepalanya. Gadis itu langsung menegakkan tubuhnya kala melihat alga masuk ke dalam perpustakaan bersama dengan teman temannya di belakang.

"Kenapa lo?" Steffany menatap Freya heran. Sedangkan gadis itu terlihat gelagapan.

"Lo kenapa sih?!" Steffany semakin di buat tak mengerti dengan Freya.

"K-kak alga stef!" Freya langsung berlari bersembunyi dibalik rak rak buku bagian novel, ia yakin alga tak akan ke bagian novel. Cowok bringas seperti alga mana mungkin baca novel yakan? Palingan dia ke perpustakaan hanya sekedar duduk-duduk atau meminjam buku paket.

Freya mengintip di sela sela buku. Sungguh ini seperti bukan dirinya! Freya yang biasanya selalu tenang sekarang harus sembunyi-sembunyi seperti maling ayam.

"Lho? Kak alga mana?" Freya menyapu pandangannya di sela sela buku, namun nihil ia tak menemukan alga di sana, hanya ada keempat teman alga saja.

"Cari gue?"

~To be continued~

Woy ngab vote ngapa_-

IG : @cintyaaaxo_

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang