Happy reading-!!
.
.
.
.
PLAK!
Tamparan keras mendarat di pipi Alga. Pertama kali Alga ditampar oleh Ayahnya sendiri. Laki-laki itu menunduk tak berani menatap wajah Ravindra. Napas Ravindra tak beraturan karena emosi yang meluap.
"Kurang ajar kamu, Ga. Ayah enggak pernah ngajarin kamu jadi cowok brengsek!" Ujar Ravindra.
"Maaf, Yah. Alga tau Alga salah." Lirihnya dengan kepala tertunduk.
Ravindra melepas kacamatanya dan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Ruang kerja Ravindra seketika sunyi tanpa suara, hanya ada suara decakan Ravindra beberapa kali.
Alga datang menemuinya untuk menceritakan masalah yang sedang ia dan Freya hadapi. Ravindra mengamuk setelah tahu bahwa anaknya menghamili kekasihnya. Namun, bukan itu alasan utama ia mengamuk. Ravindra lepas kendali saat Alga mengatakan bahwa ia sempat membenci dan memutuskan Freya saat tahu bahwa Sherina adalah selingkuhan Dany.
Alga sudah menjelaskan pada Ravindra bahwa ia dijebak saat mabuk di bar. Alga menceritakan semuanya tanpa ada yang tertinggal sedikitpun.
"Asal kamu tau, Ga, Freya itu anak dari rekan bisnis Ayah dulu." Kata. "Mendiang Om Allan itu temen baik Ayah."
Alga melotot tak percaya. Kebenaran apa lagi yang terungkap saat ini? Ternyata Ravindra sudah lebih dulu mengenal Freya dibanding dirinya.
"Ayah turut serta mantau pertumbuhan Freya sampai saat ini bersama adik kembar Om Allan, karena itu pesan terakhir dari almarhum. Sekarang Ayah harus taro muka Ayah di mana?" Suara Ravindra bergetar.
Alga berlutut di depan Ayahnya. "Maafin Alga, Yah. Alga emang tolol, cuma bisa bikin malu keluarga. Alga minta maaf." Cowok itu menangis dengan suara pelan.
Ravindra mengusap kasar wajahnya. Lantas ia menarik kedua lengan Alga untuk berdiri lalu dipeluknya sang anak. Dia tepuk kuat punggung anak laki-lakinya itu.
"Udah, sekarang mending kita mikir gimana cara ngasih tau Bunda soal ini." Ujar Ravindra.
Mereka hanyut dalam pelukan dan tangisan antar Ayah dan Anak. Alga yang meminta maaf dan Ravindra yang menenangkannya.
"Bunda kecewa sama kamu, Ga."
Suara itu memaksa mereka saling menjauh dan mengalihkan atensi pada sumber suara. Diana berdiri di ambang pintu dengan mata berkaca-kaca. Sedari tadi ia mendengarkan pembicaraan suami dan anaknya itu karena pintu ruang kerja Ravindra tidak tertutup rapat.
"Bunda!" Teriak Alga saat Diana melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi.
Alga hendak mengejar Diana, namun ditahan Ravindra. "Biarin Bunda sendiri dulu. Kalo kamu samperin sekarang yang ada Bunda makin histeris."
"Tapi, Yah.."
"Biar Ayah yang bicara sama Bunda." Ucap Ravindra meyakinkan anaknya.
Alga pun mengangguk meskipun ragu. Dia mengucapkan terima kasih pada Ravindra karena masih mau membantunya walaupun dia sudah membuat pria itu kecewa juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
أدب المراهقين"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...